pengembangan dan meningkatkan energi dengan semangat yang tinggi sesungguhnya mendidik anak menciptakan semangat yang tinggi yang berlandaskan kepada beberapa hal, diantaranya adalah: 1.menguatkan keinginan anak. hal tersebut dengan menghormatinya, mempertimbangkan pendapatnya mengajaknya bermusyawarah dan tidak mencacinya, karea jika anak sering mendapatkan cacian maka ia akan membenci dirinya sendiri dan akan terbiasa terhina dan terlecehkan, kemudian membiasakannya untuk bersabar dan melawan hawanafsu[1]dengan usaha ini maka anak akan merasa kuat dan mempunyai semangat yang tinggi. 1.melatihnya untuk mencapai kesempurnaan dan berbuat baik. yang kami maksud di sini bukan kesempurnaan dalam hal pakaian, makan, tempat tinggal, dan kendaraan, karena hal ini adalah kondisi atau keadaan kebanyakann orang, dan hal ini dapat membuat anak melakukan kejahatan di karena kesenangan yang hina dan bersifat temporer, akan yang kami maksudkan ialah membiasakannya untuk mencari kesempurnaan dalam akhlak, agama dan mencari amal-amal yang baik, membiasakan diri untuk memaafkan orang lain dan sebagainya. 1.memotivasinya agar menuntut ilmu. di harapkan dengan hal tersebut ia dapat menjadi orang yang pandai dan berakhlak mulia yang dapat mengajak dan menuntun orang ke surga, melatihnya bersikap berani untuk berjuang di jalan allah swt., mencari harta untuk menafkahkannya di jalan allah swt., waspadailah pengaruh-pengaruh luar yang dapat merusak akhlak mulia seorang anak, pengaruh yang dapat membuat seorang anak di kuasai oleh syahwat dan senang berada di bawah atau terhina[2]. 1.mengikatnya dengan panutan-panutan atau teladan orang-orang yang bersemangat tinggi. hal ini dapat terlaksana dengan cara mengajarinya mengenai sejarah peperangan rasulullah saw., dan sejarah orang-orang yang bersemangat tinggi dalam mempertahankan akidah yang murni serta pengorbanan mereka dalam mempertahanka akidah tersebut, orang-orang yang berakhlak mulia, maka orangtua bisa menggelari anaknya dengan gelar orang-orang tersebut atau menamainya dengan nama mereka, menceritakan sejarah mereka dengan tujuan agar anak-anak dapat meneladani mereka. -------------------------------------------------------------------------------- [1]lihat tibb ruhaani oleh ar raadzi, hal: 37, dan masuliyatu abul muslim fi tarbiyatil walad oleh adnan baahaarits, hal: 330-331. [2]lihat min akhtaainaa fi tarbiyati aulaadinaa oleh muhammad as sahim, hal: 28-30.