1. Articles
  2. Kesyirikan Pada Kaumnya Nabi Musa alaihissalam
  3. Bani Israil menjadikan anak sapi sebagai Tuhan yang mereka sembah

Bani Israil menjadikan anak sapi sebagai Tuhan yang mereka sembah

2241 2014/09/16 2024/03/29

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah ta'ala didalam firmanNya:

 

﴿ وَٱتَّخَذَ قَوۡمُ مُوسَىٰ مِنۢ بَعۡدِهِۦ مِنۡ حُلِيِّهِمۡ عِجۡلٗا جَسَدٗا لَّهُۥ خُوَارٌۚ أَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّهُۥ لَا يُكَلِّمُهُمۡ وَلَا يَهۡدِيهِمۡ سَبِيلًاۘ ٱتَّخَذُوهُ وَكَانُواْ ظَٰلِمِينَ ١٤٨ وَلَمَّا سُقِطَ فِيٓ أَيۡدِيهِمۡ وَرَأَوۡاْ أَنَّهُمۡ قَدۡ ضَلُّواْ قَالُواْ لَئِن لَّمۡ يَرۡحَمۡنَا رَبُّنَا وَيَغۡفِرۡ لَنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ١٤٩ ﴾ [ الأعراف: 148-149 ]

 

"Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi".  (QS al-A'raaf: 148-149).

 

 Dalam ayat lain Allah ta'ala juga menjelaskan tentang mereka, Allah berfirman:

 

﴿ وَمَآ أَعۡجَلَكَ عَن قَوۡمِكَ يَٰمُوسَىٰ ٨٣ قَالَ هُمۡ أُوْلَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِي وَعَجِلۡتُ إِلَيۡكَ رَبِّ لِتَرۡضَىٰ ٨٤ قَالَ فَإِنَّا قَدۡ فَتَنَّا قَوۡمَكَ مِنۢ بَعۡدِكَ وَأَضَلَّهُمُ ٱلسَّامِرِيُّ ٨٥ فَرَجَعَ مُوسَىٰٓ إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ غَضۡبَٰنَ أَسِفٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ أَلَمۡ يَعِدۡكُمۡ رَبُّكُمۡ وَعۡدًا حَسَنًاۚ أَفَطَالَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡعَهۡدُ أَمۡ أَرَدتُّمۡ أَن يَحِلَّ عَلَيۡكُمۡ غَضَبٞ مِّن رَّبِّكُمۡ فَأَخۡلَفۡتُم مَّوۡعِدِي ٨٦ قَالُواْ مَآ أَخۡلَفۡنَا مَوۡعِدَكَ بِمَلۡكِنَا وَلَٰكِنَّا حُمِّلۡنَآ أَوۡزَارٗا مِّن زِينَةِ ٱلۡقَوۡمِ فَقَذَفۡنَٰهَا فَكَذَٰلِكَ أَلۡقَى ٱلسَّامِرِيُّ ٨٧ فَأَخۡرَجَ لَهُمۡ عِجۡلٗا جَسَدٗا لَّهُۥ خُوَارٞ فَقَالُواْ هَٰذَآ إِلَٰهُكُمۡ وَإِلَٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِيَ ٨٨ أَفَلَا يَرَوۡنَ أَلَّا يَرۡجِعُ إِلَيۡهِمۡ قَوۡلٗا وَلَا يَمۡلِكُ لَهُمۡ ضَرّٗا وَلَا نَفۡعٗا ٨٩ وَلَقَدۡ قَالَ لَهُمۡ هَٰرُونُ مِن قَبۡلُ يَٰقَوۡمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ ٱلرَّحۡمَٰنُ فَٱتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوٓاْ أَمۡرِي ٩٠ قَالُواْ لَن نَّبۡرَحَ عَلَيۡهِ عَٰكِفِينَ حَتَّىٰ يَرۡجِعَ إِلَيۡنَا مُوسَىٰ ٩١ قَالَ يَٰهَٰرُونُ مَا مَنَعَكَ إِذۡ رَأَيۡتَهُمۡ ضَلُّوٓاْ ٩٢ أَلَّا تَتَّبِعَنِۖ أَفَعَصَيۡتَ أَمۡرِي ٩٣ قَالَ يَبۡنَؤُمَّ لَا تَأۡخُذۡ بِلِحۡيَتِي وَلَا بِرَأۡسِيٓۖ إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقۡتَ بَيۡنَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَلَمۡ تَرۡقُبۡ قَوۡلِي ٩٤ قَالَ فَمَا خَطۡبُكَ يَٰسَٰمِرِيُّ ٩٥ قَالَ بَصُرۡتُ بِمَا لَمۡ يَبۡصُرُواْ بِهِۦ فَقَبَضۡتُ قَبۡضَةٗ مِّنۡ أَثَرِ ٱلرَّسُولِ فَنَبَذۡتُهَا وَكَذَٰلِكَ سَوَّلَتۡ لِي نَفۡسِي ٩٦ ﴾ [ طه: 83-96 ]

 

"Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, Hai Musa? Berkata, Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)". Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri. Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?". Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya. Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, Maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan? Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (tuhan) yang Maha pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku". Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami". Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku? Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku". Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku".  (QS Thahaa: 83-96).

 

 

 Dari ayat-ayat ini memberi gambaran pada kita bagaimana bentuk kemerosotan yang menimpa bangsa Israil, sehingga mereka kembali pada kesyirikan dan menyembah berhala yang sudah mereka jauhi semenjak tinggal di negeri Mesir, yang mana hanya sekedar ditinggal oleh nabi Musa 'alaihi sallam untuk menemui Rabbnya, dan beliau juga telah menyerahkan tugasnya kepada saudaranya Harun untuk menggantikan posisinya, akan tetapi, tatkala Harun ini adalah seorang yang lunak lagi lembut, maka kaumnya memanfaatkan sikap lembutnya beliau untuk menyerahkan emas yang mereka pegang miliknya nabi Musa yang dipinjam dari penduduk Mesir kepada Samiri, untuk dibuatkan patung anak lembu.


 Dijelaskan oleh para mufasir, bahwa Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak telapak kuda malaikat Jibril lalu dilemparkannya ke dalam logam yang sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi hidup yang mengeluarkan suara, kemudian mengatakan pada kaumnya nabi Musa, "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa".


 Dia menakut-nakuti mereka sehingga mau mentaatinya lalu menyembah patung anak sapi tersebut, selanjutnya nabi Harun menasehati mereka dan mengingatkan mereka dari kesyirikan yang dilakukan, beliau memberi petuah kepada mereka sambil mengatakan:

 

﴿ وَلَقَدۡ قَالَ لَهُمۡ هَٰرُونُ مِن قَبۡلُ يَٰقَوۡمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ ٱلرَّحۡمَٰنُ فَٱتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوٓاْ أَمۡرِي ٩٠ قَالُواْ لَن نَّبۡرَحَ عَلَيۡهِ عَٰكِفِينَ حَتَّىٰ يَرۡجِعَ إِلَيۡنَا مُوسَىٰ ٩١ ﴾ [ طه: 90-91 ]

 

"Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (tuhan) yang Maha pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku". Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami". (QS Thahaa: 90-91).[1]

 

 

 Kesyirikan semacam ini yakni menyembah patung anak sapi bukannya kepada Allah ta'ala merupakan hasil tipu daya setan yang berhasil mengelabui mereka, bagaimana tidak, mereka telah menyaksikan adzab yang ditimpakan kepada kaum musyrikin langsung dihadapan mereka, ketika mereka menyaksikan diatas anak bukit, terus ditambah nabi mereka juga masih hidup, dan menyaksikan pembuat patung tadi, proses pembuatannya, mulai dari melempar ke api, membentuknya, dipahat, lalu di dinginkan, dan dibolak-balik menggunakan kedua tangannya. 


Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Diantara perkara yang mengherankan dari mereka ialah tidak merasa puas tatkala menjadikan patung tersebut hanya sebagai tuhan hingga mereka menjadikan pula sebagai tuhannya Musa, mereka berani menisbatkan kesyirikan dan peribadahan kepada selain Allah pada nabi Musa 'alaihi sallam, bahkan, beribadah kepada binatang yang paling bodoh, dan lemah untuk bisa membela dirinya, dibanding binatang-binatang lainnya. Yang menunjukan bagaimana kepandiran dan kebodohannya, lalu mereka menjadikan sebagai tuhannya nabi Musa sang kalimu Rahman (yang diajak bicara langsung oleh Allah).


 Kemudian, tidak cukup sampai disitu perilaku mereka hingga menjadikan nabi Musa tersesat dan keliru, mereka masih mengatakan, 'Musa telah lupa dengan tuhan ini'.


Sahabat Ibnu Abbas menjelaskan, "Maksudnya nabi Musa telah tersesat dan salah jalan". Dalam redaksi lain beliau mengatakan, "Maksudnya nabi Musa pergi untuk meminta kepada Tuhannya kemuliaan namun dirinya tidak mengetahui dimana tempat tuhannya berada". Dalam riwayat lain, beliau menjelaskan, "Dirinya lupa untuk mengatakan pada kalian kalau patung ini adalah Tuhannya dan Tuhan kalian".


 Imam as-Sudi menerangkan, "Artinya nabi Musa meninggalkan Tuhannya disini lalu pergi untuk mencarinya".


Qatadah mengatakan, "Artinya, sesungguhnya nabi Musa sedang mencari Tuhan ini, tapi, dirinya lupa lalu menempuh cara yang lain".


Inilah pendapat yang masyhur tentang tafsir firman Allah ta'ala, "Tetapi Musa telah lupa". Bahwa ucapan tersebut dari Samiri dan para penyembah patung anak sapi yang dibuatnya. Sebab hubungan kalimat tersebut menunjukan hal tersebut. Maka jelas ini merupakan tipu daya setan yang sangat nyata".[2]

 



[1] . Dakwatu Tauhid hal: 168 oleh Muhammad Khalil Haras.

[2] . Ighatsatul Lahfan 1/712-174 oleh Ibnu Qoyim.

Previous article Next article
Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day