1. Articles
  2. Petunjuk Rasulullah  dalam hal tata cara shalat

Petunjuk Rasulullah  dalam hal tata cara shalat

Auther : Dr. Ahmad bin Utsman al-Mizyad
Under category :
261 2022/05/11 2024/03/28
Article translated to : العربية Español English Português

1. Beliau menjadikan rakaat pertama lebih panjang dari rakaat kedua dalam setiap shalat.

2. Dan ketika beliau selesai dari membaca bacaan, beliau diam sejenak sepanjang kembalinya nafas, kemudian mengangkat kedua tanganya dan bertakbir seraya rukuk, dan meletakan kedua telapak tanganya di atas kedua lututnya seakan-akan menangkap keduanya, dan menegakan kedua tanganya serta memisahkan keduanya, masing-masing menempati sisi badanya, dan membentangkan punggungnya serta menjulurkanya, dan lurus tidak menegakan kepalanya dan tidak pula merendahkanya, melainkan sejajar dengan punggungnya.

3. Dan beliau membaca:

  سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

Maha suci Rabb-ku, Yang Maha Agung. (HR: Muslim),

dan terkadang membaca:

 «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي»

'Maha suci Engkau, Ya Allah, Rabb kami, dan pujian kepada-Mu, ya Allah, Ampunilah aku.' HR: Bukhari Muslim), dan pernah juga membaca:

 «سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ المَلائِكَةِ والرُّوحِ»

'(Allah I) Yang Maha Suci, Rabb para malaikat dan Ruh.(HR: bukhari Muslim).

4. Dan rukuk beliau biasanya sepanjang membaca sepuluh kali bacaan tasbih, begitu pula sujudnya, dan terkadang menjadikan rukuk dan sujud sepanjang saat berdiri, tetapi hal itu hanya beliau lakukan kadang-kadang pada shalat tahajud saja, dan petunjuk beliau r secara umum dalam masalah shalat adalah pertengahan dan kesesuaian.

5. Dan beliau mengangkat kepalanya seraya mengucapkan:

«سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ»  

'Allah I mendengar bagi orang yang memujinya. '(HR: Bukhari Muslim), dan mengangkat kedua tanganya menegakan tulang rusuknya, begitu pula saat mengangkat kepalanya dari sujud, dan bersabda:

«لَا تُجْزِئُ صَلَاةٌ لَا يُقِيمُ فِيهَا الرَّجُلُ صُلْبَهُ في الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ» [د، ت, ن, جه]

Tidak sah shalat seseorang yang tidak menegakan tulang rusuknya (punggung) dalam rukuk dan sujud.” (HR: Abu dawud, Tirmizi, nasa’i dan Ibnu Majah), dan jika telah tegak mengucapkan:

 رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ

'Wahai Rabb kami, dan hanya untuk-Mu lah segala pujian'

dan terkadang mengucapkan:

 «رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ»,

'Wahai Rabb kami, hanya untuk-Mu lah segala pujian, 'dan terkadang :

 «اللَّهُمَّ رَبَّنَا لك الحَمْدُ»..

'Ya Allah, Rabb kami, hanya untuk-Mu segala pujian.'

6. Dan beliau memanjangkan rukun ini sepanjang rukuk, dan mengucapkan:

«اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الأَرْضِ, وَمِلْءَ مَا بَيْنَهُمَا, وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيءٍ بَعْدُ, أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالمجدِ, أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ, وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ, لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجدُّ» [م].

'Ya Allah Rabb kami bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh keduanya, dan sepenuh segala yang Engkau kehendaki, Engkau Yang berhak atas pujian dan sanjungan, yang paling layak untuk dikatakan hamba dan kami semua adalah hamba bagi-Mu, tidak ada yang dapat menahan bagi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan sesuatu yang Engkau menahanya, dan kekayaan tidak dapat memberi manfaat kepada yang punya kekayaan dari (siksa) Mu.” (HR: Muslim)

7. Kemudian beliau bertakbir dan merunduk sujud, dan tidak mengangkat kedua tanganya, dan beliau meletakan kedua lututnya kemudian kedua tanganya setelah itu, kemudian dahi dan hidungnya, dan beliau sujud diatas dahi dan hidungnya dibawah lingkaran surban, dan beliau biasanya sujud di atas tanah, dan di atas air dan tanah liat, dan di atas tikar[1] yang terbuat dari daun pohon kurma, dan di atas kulit yang telah disamak.

8. Dan ketika sujud beliau r tempatkan dahi dan hidungya pada tanah, dan memisahkan kedua tanganya, masing-masing menempati samping atau sisi badan, dan merenggangkan keduanya hingga terlihat putih ketiaknya.

9. Dan beliau meletakan tanganya sejajar dengan pundak dan kedua telinganya, serta lurus dalam sujudnya, dan menghadap kiblat dengan ujung-ujung jari-jari kakinya, dan membentangkan kedua telapak tanganya dan jari-jarinya, dan tidak merenggangkan antara keduanya dan tidak pula menyempitkan.

10. Dan beliau membaca:

 «سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وبِحَمْدِكَ, اللَّهُمَّ اغْفِرْلِي»

('Maha suci Engkau, Ya Allah, Rabb kami, dan pujian kepada-Mu, ya Allah, Ampunilah aku.' HR: Bukhari Muslim), dan membaca:

 «سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ المَلَائكةِ والرُّوحِ»

 (Allah I) Yang Maha Suci, Rabb para malaikat dan Ruh (HR: Muslim).

11. Kemudian mengangkat kepalanya seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua tanganya, kemudian duduk iftirasy, menghamparkan kaki kirinya dan duduk di atasnya, dan menegakan kaki kananya, dan meletakan kedua tanganya di atas kedua pahanya, dan menjadikan kedua sikunya di atas kedua pahanya, dan ujung tanganya di atas lututnya, dan menggenggam dua dari jari-jarinya dan membentuk lingkaran, kemudian mengangkat jarinya dan berdoa seraya menggerakanya, kemudian membaca:

«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لي, وارْحَمْنِي, وَاجْبُرنِي, وَاهْدِنِي, وَارْزُقْنِي» [د, ت, جه].

Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tunjukilah aku dan berilah aku rezki” (HR: Abu Dawud, Tirmizi, Ibnu Majah).

12. Dan petunjuk Rasulullah r adalah memanjangkan rukun ini sepanjang sujud.

13. Kemudian beliau bangkit berlandaskan bagian depan dua kakinya, bersandarkan dengan dua pahanya, dan jika telah benar-benar bangkit beliau memulai bacaan dan tidak mengambil diam sejenak seperti saat akan membaca doa istiftah, kemudian shalat rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama, kecuali dalam empat hal: diam sejenak, istiftah, takbiratul ihram,dan memanjangkan rakaat, karena baliau lebih memanjangkan rakaat yang pertama atas yang kedua, dan mungkin beliau memanjangknya hingga tidak mendengar suara hentakan kaki.

14. Ketika duduk dalam tasyahud, beliau meletakan tangan kirinya di atas paha kirinya, dan tangan kananya di atas paha kananya, dan menunjuk dengan jari telunjuknya, beliau tidak menegakanya dan tidak pula menidurkanya, tetapi merundukanya sedikit dan menggerakanya, beliau menggenggam jari kelingking dari jari manisnya, dan melingkarkan jari tengah dan ibu jarinya, dan mengangkat jari telunjuk berdoa dan memandang kepadanya.

15. Beliau r selalu bertasyahud dalam duduk ini dan mengajarkan para sahabatnya agar mengucapkan doa:

«التَّحِيَّاتُ للهِ وَالصَّلَواتُ والطَّيِّبَاتُ, السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّها النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وبَرَكَاتُهُ, السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ, وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ» [ق]

'Segala ucapan selamat untuk Allah I dan doa yang baik-baik semuanya untuk Allah, selamat sejahtera atasmu wahai Nabi r dan rahmat Allah I dan keberkatan-Nya, dan selamat sejahtera atas kita dan juga hamba-hamba Allah yang baik. Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb selain Allah, dan aku bersaksi bahwa nabi muhamad r hamba dan utusan Allah.” (HR: Bukhari dan Muslim).

Beliau sangat meringankan duduk tersebut, seakan-akan beliau sedang shalat di atas ar-radhof (batu yang panas), lalu beliau bangkit berlandaskan bagian depan dua kakinya dan bertumpu pada kedua pahanya dengan bertakbir,  beliau mengangkat tanganya saat itu, kemudian membac al-Fatihah saja, atau mungkin dalam dua rakaat terakhir beliau membaca sedikit setelah af-Fatihah.

16. Dan dalam tasyahud akhir beliau duduk dengan tawaruk[2], beliau menurunkan pangkal pahanya ke tanah dan mengeluarkan kakinya dari satu sisi.“( HR: Tirmizi).

Dan beliau menjadikan kaki kirinya di bawah paha dan betisnya dan menegakan kaki kananya, dan terkadang menghamparkanya.

Dan beliau meletakan tangan kananya di atas paha kananya, dan menggabungkan tiga jarinya dan menegakan jari telunjuknya.

Dan beliau berdoa dalam shalatnya itu:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ, وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتنَةِ المحيَا والمماتِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المأثَمِ والمَغْرَمِ»([3]) [خ].

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dajjal, dan aku berlindung kepadamu dari fitnah hidup dan mati, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.[4] (HR: Bukhari).

Kemudian beliau mengucapkan salam ke arah kananya: assalaamualaikum warahmatullah, dan ke arah kirinya seperti itu pula.

17. Dan beliau memerintahkan orang yang shalat agar membuat pembatas (di depanya) meski dengan anak panak atau tongkat, dan beliau pernah menancapkan tonggak dalam perjalanan  dan sahara, lalu shalat ke arahnya sebagai pembatasnya, dan pernah memajang tungganganya lalu shalat ke arahnya, dan pernah mengambil pelana dan meluruskanya lalu shalat ke batasnya.

18. Dan jika beliau shalat kearah dinding beliau membuat jarak antara beliau dengan dinding sebatas lewatan kambing, tidak menjauhinya, tetapi memerintahkan agar dekat dari pembatas.

[1] Tikar kecil terbuat dari pelepah pohon kurma.

[2] Meletakan pangkal paha kananya di atas kaki kananya yang tegak, dengan mengarahkan ujung-ujung jari-jarinya ke kiblat, dan melekatkan pangkal paha kirinya dengan tanah, seraya mengeluarkan kaki kirinya dari arah kananya.

 

[4] Hutang yang dia tidak mampu membayarnya.

Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day