Search
Sunnah-sunnah saat waktu shubuh dan setelahnya
Ada sejumlah sunnah yang termasuk tuntunan dari Nabi –Shallallahu Alaihi wa Sallam- saat waktu shubuh, yaitu:
Azan shubuh. Ada beberapa sunnah yang terkait dengan azan, antara lain:
Mengikuti kalimat yang diucapkan oleh Muadzin
Disunnahkan bagi orang yang mendengar adzan untuk mengucapkan kalimat yang sama seperti yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada kalimat yang didahului dengan hayya, hendaknya dijawab dengan la hawla wala quwwata illa billah.
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash
–Radhiyallahu Anhuma-, bahwasanya ia pernah mendengar Nabi –Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda, “Apabila kalian mendengar seorang muadzin berkumandang, maka ucapkanlah kalimat yang sama seperti yang ia ucapkan..” (HR. Muslim no.384)
Juga hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khatthab –Radhiyallahu Anhu-, ia berkata, Rasulullah –Shallallahu Alaihi wa Sallam- pernah bersabda, “Apabila seorang muadzin berseru, ‘allahu akbar allahu akbar,’ maka ucapkanlah ‘allahu akbar allahu akbar.’ Apabila ia berseru, ‘asyhadu anla ilaha illallah,’ maka ucapkanlah ‘asyhadu anla ilaha illallah.’ Apabila ia berseru, ‘asyhadu anna muhammadar-rasulullah,’ maka ucapkanlah ‘asyhadu anna muhammadar-rasulullah.’ Apabila ia berseru, ‘hayya alash-shalah,’ maka ucapkanlah ‘la hawla wala quwwata illa billah.’ Apabila ia berseru, ‘hayya alal-falah,’ maka ucapkanlah ‘la hawla wala quwwata illa billah.’ Apabila ia berseru, ‘allahu akbar allahu akbar,’ maka ucapkanlah ‘allahu akbar allahu akbar.’ Apabila ia berseru, ‘la ilaha illallah,’ maka ucapkanlah ‘la ilaha illallah.’ Jika seseorang di antara kalian menjawab di dalam hatinya seperti itu, maka ia pasti akan masuk
surga.” (HR. Muslim no.385).
Begitu pula saat muadzin shalat shubuh menyerukan kalimat ash-shalatu khairun minan-naum, maka hendaknya orang yang mendengar seruan itu menjawabnya dengan kalimat yang serupa.
Mengucapkan zikir yang diajarkan oleh Nabi saat muadzin selesai menyerukan syahadat
Ada sebuah zikir yang disunnahkan kepada orang yang mendengar seruan adzan, setelah muadzin selesai mengumandangkan kalimat asyhadu anna muhammadar-rasulullah yang kedua, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Sa’ad –Radhiyallahu Anhu-, dari Rasulullah –Shallallahu Alaihi wa Sallam-, beliau bersabda, “Barangsiapa yang mendengar seruan seorang muadzin lalu ia mengucapkan ‘asyhadu anla ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh, radhitu billahi rabban wa bi muhammadin rasulan wa bil-islami dinan,’ maka ia
akan diampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim no.386)
Bershalawat kepada Nabi –Shallallahu Alaihi wa Sallam- setelah adzan selesai dikumandangkan
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru – Radhiyallahu Anhuma- ia berkata, Rasulullah –Shallallahu Alaihi wa Sallam- pernah bersabda, “Apabila kalian mendengar suara muadzin, maka ucapkanlah kalimat yang sama seperti yang diserukan muadzin. Kemudian setelah setelah maka bershalawatlah terhadapku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat
kepadanya sepuluh kali. Kemudian setelah itu mintalah wasilah kepada Allah untukku, karena wasilah itu merupakan sebuah kedudukan khusus di dalam surga yang hanya diberikan kepada satu orang hamba Allah pilihan. Aku berharap akulah yang menjadi hamba tersebut. Oleh karena itu, barangsiapa yang memintakan wasilah itu untukku, maka ia berhak untuk mendapatkan syafaat dariku.” (HR. Muslim no.384)
Adapun shalawat yang paling utama adalah shalawat ibrahimiyah, yaitu: Allahumma shalli ala muhammad wa ala ali muhammad, kama shallaita ala ibrahim wa ala ali ibrahim.. dan seterusnya.
Memanjatkan doa yang diajarkan oleh Nabi setelah adzan
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Jabir –Radhiyallahu Anhu- ia berkata, Rasulullah –Shallallahu Alaihi wa Sallam- pernah bersabda, “Barangsiapa yang mendengar seruan adzan, lalu ia berdoa ‘allahumma rabba hadzihid-da’watit-taammah wash-shalatil-qaaimah, aati muhammadanil-wasilata wal-fadhilah, wab-atsmu maqaman mahmudanil- ladzi wa’attah,’ maka ia berhak untuk mendapatkan syafaat dariku di hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari no.614)
Memanjatkan permohonan setelah adzan
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru –Radhiyallahu Anhuma-, bahwasanya pernah ada seseorang berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, sungguh para muadzin itu mendapatkan kebaikan yang lebih dibandingkan yang lain.” Rasulullah –Shallallahu Alaihi wa Sallam- menjawab, “Ucapkanlah kalimat yang serupa seperti kalimat yang diserukan oleh muadzin, lalu setelah adzan itu selesai maka berdoalah kepada Allah dan mintalah apa saja yang kamu inginkan karena pasti akan dikabulkan.” (HR. Abu Dawud no.524. Hadits ini dikategorikan
sebagai hadits hasan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Nataij Al-Afkar 1/367, dan oleh Al-Albani dalam kitab Shahih Al-Kalim Ath-Thayib hal.73)
Diriwayatkan pula, dari Anas –Radhiyallahu Anhu-, bahwasanya Nabi – Shallallahu Alaihi wa Sallam- pernah bersabda, “Berdoa di waktu antara adzan dan iqamah itu pasti akan dikabulkan.” (HR. An-Nasa’i no.9895, dan dikategorikan sebagai hadits shahih oleh Ibnu Khuzaimah 1/221/425)