1. Photo
  2. Bersujud. Ada beberapa sunnah yang terkait dengan sujud, di antaranya

Bersujud. Ada beberapa sunnah yang terkait dengan sujud, di antaranya

617 2020/10/12
Bersujud. Ada beberapa sunnah yang terkait dengan sujud, di antaranya
Bersujud. Ada beberapa sunnah yang terkait dengan sujud, di antaranya:

Disunnahkan agar lengan dijauhkan dari sisi tubuh dan perut dari paha.

Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Buhainah      –Radhiyallahu    Anhu-

,    bahwasanya    ketika    Rasulullah

Shallallahu Alaihi wa Sallam- melaksanakan shalat maka beliau merenggangkan kedua lengannya hingga terlihat putihnya ketiak beliau. (HR. Bukhari no.390, dan Muslim no.495)

Juga hadits yang diriwayatkan dari bunda Maimunah –Radhiyallahu Anha- ia berkata, “Biasanya Nabi –Shallallahu Alaihi wa Sallam- ketika sujud (beliau merenggangkan lengannya), hingga andaipun ada anak kambing yang mau lewat di sana maka pasti bisa melewatinya.” (HR. Muslim 496)

Hadits ini hanya merupakan batas maksimal dalam merenggangkan tangan, namun bagi makmum hendaknya tidak sampai mengganggu jamaah

shalat lain yang ada di sampingnya, sebagaimana perenggangan tangan pada saat ruku’.

Orang yang Shalat shalat juga disunnahkan agar menjauhkan paha dari perutnya saat bersujud agar tidak menempel. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hamid –Radhiyallahu Anhu- ketika memberitahukan tentang sifat shalat Nabi –Shallallahu Alaihi wa Sallam-, ia berkata, “Apabila bersujud, beliau menjauhkan kedua pahanya dari perutnya, hingga tidak ada bagian perutnya yang menempel dengan pahanya.” (HR. Abu Dawud no.735)

Hal ini merupakan sunnah menurut ijma dari para ulama sebagaimana disampaikan oleh Asy-Saukani dan ulama lainnya.

Asy-Syaukani –Rahimahullah- mengatakan, “Hadits tersebut menunjukkan disyariatkannya merenggangkan paha dan mengangkat perut saat bersujud agar keduanya tidak bersentuhan. Tidak ada perbedaan pendapat sama sekali mengenai hal ini.” Lih. Nail Al-Awthar 2/257)

Disunnahkan agar jari jemari kaki dihadapkan ke arah kiblat saat bersujud

Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hamid – Radhiyallahu Anhu-, ia berkata, “Aku adalah orang yang paling hafal dengan shalatnya Rasulullah –Shallallahu Alaihi wa Sallam-..” pada riwayat  itu disebutkan, “Pada saat bersujud beliau meletakkan kedua tangannya di lantai tanpa merebahkannya dan tidak pula mengepalkan tangannya.

Beliau juga menghadapkan jari jemari kakinya ke arah kiblat.” (HR. Bukhari no.828)

Adapun jari jemari tangan, disunnahkan agar dirapatkan saat bersujud dan menghadapkannya pula ke arah kiblat.

Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar –Radhiyallahu Anhuma- yang disebutkan dalam kitab Muwattha karya Imam Malik dan Mushannaf karya Ibnu Abi Syaibah, dari Hafsh bin Ashim –Radhiyallahu Anhu- ia berkata, “Salah satu sunnah shalat (saat bersujud) adalah dengan membentangkan telapak tangan dan merapatkan jari jemari, lalu menghadapkan semua ke arah kiblat.” (lihat. Mushannaf Ibn Abi Syaibah 1/236)

Hadits ini diperkuat dengan adanya hadits  yang  diriwayatkan  dari Wail bin Hujr, yang menyebutkan bahwasanya Nabi –Shallallahu Alaihi wa  Sallam- ketika bersujud beliau merapatkan jari jemari (tangannya). Hadits ini dikategorikan sebagai hadits hasan oleh Al-Haitsami (Majma Az-Zawaid 2/135) 

Disunnahkan agar membaca bacaan yang diajarkan oleh Nabi ketika bersujud

Hendaknya orang yang shalat menambahkan bacaan lain yang diajarkan Nabi selain bacaan subhana rabbiyal-a’la. Di antaranya:

Subhanakallahumma rabbana wa bihamdika, allahummagfir li (Mahasuci Engkau ya Allah Tuhan kami dan segala puji bagi-Mu, ya Allah ampunilah dosaku). (HR. Bukhari no.794, dan Muslim no.484, dari bunda Aisyah –Radhiyallahu Anha-)

Subbuhun quddusun rabbul malaikati war-ruh (Mahasuci dan Mahasakral Engkau wahai Tuhan para malaikat dan ruh). (HR. Muslim no.487, dari bunda Aisyah –Radhiyallahu Anha-)

Allahumma laka sajadtu wa bika amantu wa laka aslamtu, sajada wajhiya lil-ladzi khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam’ahu wa basharahu, tabarakallahu ahsanul-khaliqin (ya Allah untuk-Mu aku bersujud, kepada-Mu aku beriman, dan kepada-Mu aku berserah diri, aku sujudkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakannya, membentuknya, memberikan pendengaran dan penglihatan, Mahasuci Engkau ya Allah sebaik-baik pencipta). (HR. Muslim no.771, dari Ali –Radhiyallahu Anhu-)

Allahummagfir li dzanbi kullahu diqqahu wa jillahu wa awwalalhu wa akhirahu wa alaniyatahu wa sirrahu (ya Allah ampunilah semua dosaku, dari yang kecil hingga yang besar, dari yang terdahulu hingga yang terkini, dari yang terang-terangan hingga yang tersembunyi). (HR. Muslim no.483, dari Abu Hurairah –Radhiyallahu Anhu-)

Allahumma a’udzu bi ridhaka min sakhatika wa bimu’afatika min uqubatika wa a’udzu bika minka, la uhshi tsana`an alaika anta kama atsnaita ala nafsik (ya Allah aku berlindung pada keridhaan- Mu atas kemurkaan-Mu, pada ampunan-Mu atas hukuman-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari marah-Mu, tidak akan pernah cukup pujian yang aku berikan kepada-Mu seperti pujian yang layak Engkau terima). (Diriwayatkan dari bunda Aisyah –Radhiyallahu Anha-)

Hendaknya orang yang shalat membaca bacaan-bacaan tersebut saat bersujud sekaligus atau satu persatu secara bervariasi.

Sebagaimana diketahui, bahwa bacaan yang wajib diucapkan saat ruku’ hanyalah subhana rabbiyal-azhim sebanyak satu kali, namun disunnahkan untuk membacanya lebih dari itu. Begitu pun saat bersujud, bacaan subhana rabbiyal-a’la hanya wajib dibaca sekali, sedangkan yang kedua dan ketiga hukumnya sunnah. 

Disunnahkan agar memperbanyak doa saat bersujud

Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Abbas – Radhiyallahu Anhuma-, “Adapun ketika bersujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena saat itu doa lebih cepat dikabulkan.” (HR. Muslim no.479)

Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day