Search
Zikir pagi
Waktu zikir pagi ini dimulai sejak waktu fajar, yakni ketika muadzin telah mengumandangkan adzannya untuk shalat shubuh, maka sejak itulah waktu zikir pagi dimulai.
Tentunya, zikir ini sangat bermanfaat sekali, karena merupakan benteng yang kokoh bagi seorang hamba selama di dunia dan menjadi simpanan yang sangat berharga baginya untuk modal kebaikan di kehidupan akhirat nanti..
Zikir yang disunnahkan pada pagi dan petang antara lain adalah:
Sebuah riwayat hadits menyebutkan, “Barangsiapa yang mengucapkan ‘la ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul- mulku wa lahul-hamdu, wa huwa ala kulli syai`in qadir (tidak ada tuhan melainkan Allah, hanya Dia, tiada sekutu bagi-Nya, milik- Nya lah segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuasa untuk melakukan segala sesuatu)’ siapapun yang membacanya sebanyak sepuluh kali pada pagi hari, maka dituliskan baginya seratus kebaikan (pahala), juga dihapuskan baginya seratus kesalahan (dosa), juga dicatatkan pahala baginya yang senilai dengan membebaskan satu orang hamba sahaya, serta ia akan
selalu mendapatkan penjagaan hingga sore hari. Dan barangsiapa yang membacanya pada sore hari, maka pahalanya pun sama seperti itu.” (HR. Ahmad no.8719, dan isnadnya hasan menurut Ibnu Baz –Rahimahullah-)
Sebuah riwayat hadits menyebutkan, bahwasanya ketika di sore hari Nabi –Shallallahu alaihi wa Sallam– membaca: amsayna wa amsal- mulku lillah, wal-hamdulillah, la ilaha illallah wahdahu la syarika lah, allahumma inni as`aluka min khairi hadzihil-lailati wa khairi ma fiha, wa a’udzu bika min syarriha wa syarri ma fiha, allahumma inni a’udzu bika minal-kasali wal-harami wa su`il-kibari wa fitnatid- dunya wa adzabil-qabri (Kami memasuki waktu sore dan pada sore ini jagad raya tetap milik Allah, segala puji bagi Allah tiada tuhan melainkan Allah, hanya Dia, tiada sekutu bagi-Nya. Ya Allah aku mohon kepada-Mu kebaikan dari malam ini dan kebaikan yang ada di dalamnya, aku juga berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan yang ada di dalamnya. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, kepikunan, kesengsaraan di masa tua, fitnah dunia dan azab kubur). Lalu pada pagi hari beliau juga membaca seperti itu: ashbahna wa ashbahal-mulku lillah.. as`aluka khaira ma fi hadzal-yaum wa khaira ma ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri ma fi hadzal-yaum wa syarri ma ba’dahu (kami memasuki waktu pagi, dan pada pagi ini jagad raya tetap milik Allah. Aku memohon kepada- Mu kebaikan yang ada di hari ini dan kebaikan yang ada setelahnya. Aku juga berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang ada di hari ini dan kejahatan yang ada setelahnya). (HR.Muslim no.2723)
Membaca sayyidul istighfar: Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta, khalaqtani wa ana abduka wa ana ala ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’udzu bika min syarri ma shana’tu, abu`u laka bi ni’matika alayya wa abu`u bi dzanbi faghfir li fainnahu la yaghfirudz-dzunuba illa anta (ya Allah Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan melainkan Engkau, Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, aku akan setia pada perjanjian-Mu dan janji- Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat yang Engkau berikan kepadaku, dan aku mengakui dosa yang aku perbuat terhadap-Mu, maka ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa- dosa selain Engkau).
Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa Nabi –Shallallahu alaihi wa Sallam– pernah bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkannya menjelang siang dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal pada hari itu sebelum tiba waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya menjelang malam dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal dunia sebelum tiba waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari no.6306)
Sebuah riwayat hadits menyebutkan, “Apabila waktu pagi datang maka hendaklah masing-masing kalian mengucapkan, allahumma bika ashbahna wa bika amsayna wa bika nahya wa bika namutu wa ilaikan-nusyur (ya Allah dengan rahmat-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan rahmat-Mu kami memasuki waktu sore, dengan rahmat-Mu kami hidup, dengan rahmat-Mu kami mati, dan kepada-Mu lah semua makhluk akan dibangkitkan) lalu ketika waktu sore datang, maka ucapkanlah, allahumma bika amsayna wa bika ashbahna wa bika nahya wa bika namutu wa ilaikal-mashir (ya Allah dengan rahmat-Mu kami memasuki waktu sore, dengan rahmat- Mu kami memasuki waktu pagi, dengan rahmat-Mu kami hidup, dengan rahmat-Mu kami mati, dan kepada-Mu lah semua makhluk akan kembali).” (HR. Abu Dawud no.5068, At-Tirmidzi no.3391, An- Nasa’i no.9836, Ibnu Majah no.3868, dan isnadnya shahih menurut Ibnu Baz –Rahimahullah-)
Allahumma fathiras-samawati wal-ardhi alimal-ghaibi wasy- syahadah, la ilaha illa anta rabba kulli syai`in wa malikah, a’udzu bika min syarri nafsi wa min syarrisy-syaithani wa syirkihi wa an aqtarifa ala nafsi su`an aw ajurrahu ila muslim (ya Allah Engkau lah Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib dan nyata, Pencipta langit dan bumi, Tuhan dan Raja dari segala sesuatu. Aku bersaksi tiada tuhan melainkan Engkau, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, serta dari keburukan syaitan dan sekutunya, juga agar aku tidak selalu berbuat keburukan terhadap diriku sendiri atau terhadap muslim lainnya).
Terkait doa ini Nabi –Shallallahu alaihi wa Sallam– bersabda, “Bacalah doa itu pada pagi hari, sore hari, dan ketika hendak beranjak menuju pembaringan.” (HR. Ahmad no.6597, Abu Dawud no.5076, At-Tirmidzi no.3529, An-Nasa’i no.7699, dan isnadnya shahih menurut Ibnu Baz – Rahimahullah-)
Sebuah riwayat hadits menyebutkan, “Ketika seorang hamba memasuki pagi atau sore di setiap harinya, lalu ia mengucapkan, bismillahil- ladzi la yadhurru ma’as-mihi syai`un fil-ardhi wala fis-sama`i wa huwas-sami’ul-alim (dengan nama Allah, yang tidak akan berbahaya bersama nama-Nya segala sesuatu yang berada di bumi dan di langit, sebanyak tiga kali, maka tidak ada sesuatu apapun yang dapat membahayakannya.” (HR. Ahmad no.446, At-Tirmidzi no.10179, Ibnu Majah no.3869, dan dikategorikan sebagai hadits hasan shahih oleh At- Tirmidzi, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Baz)
Sebuah riwayat hadits menyebutkan, “Ketika seorang hamba ketika pagi hari dan sore hari membaca tiga kali, radhitu billahi rabban wa bil-islami dinan wa bi muhammadin shallallahu alaihi wa sallama nabiyya (aku ridha Allah sebagai Tuhanku, islam sebagai agamaku, dan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai Nabiku), maka Allah akan benar-benar ridha kepadanya di hari kiamat nanti.” (HR. Ahmad no.18967, At-Tirmidzi no.3389, Ibnu Majah no.3870, dan hadits memiliki isnad yang hasan menurut Ibnu Baz –Rahimahullah-
Allahummainnias`alukal-afiyata fid-dunya wal-akhirah, allahumma inni as`alukal-afwa wal-afiyata fi dini wa dunyaya, wa ahli wa mali, allahummasturaurati, waamin rau’ati, allahummahfazhniminbayni yadayya wa min khalfi, wa an yamini wa an syimali, wa min fauqi, wa a’udzu bi azhamatika an ughtala min tahti (Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu keselamatanku di dunia dan akhirat. Ya Allah aku sungguh memohon kepada-Mu berikan ampunan dan keselamatan pada agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku, ya Allah tutupilah segala kekuranganku dan amankanlah aku dari kegundahan hati. Ya Allah jagalah diriku dari depanku, dari belakangku, dari sisi kananku, dari sisi kiriku, dari atasku, dan aku memohon melalui keagungan-Mu perlindungan dari segala marabahaya yang muncul dari bawahku). (HR. Ahmad dalam kitab Al-Musnad no.4785, Abu Dawud no.5074, An-Nasa’i dalam kitab Al-Kubra no.10401, Ibnu Majah no.3871, dan dikategorikan sebagai hadits shahih oleh Al-Hakim)
A’udzu bi kalimatillahi-taammati min syarri ma khalaq (aku memohon perlindungan melalui kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala kejahatan makhluk-Mu). (HR. Ahmad no.7898, At- Tirmidzi no.3437, dari Abu Hurairah –Radhiyallahu Anhu–, dan hadits memiliki isnad yang hasan menurut Ibnu Baz –Rahimahullah-
Sebuah riwayat hadits menyebutkan, biasanya di pagi hari Rasulullah
–Shallallahu alaihi wa Sallam– mengucapkan “Ashbahna ala fithratil-islam, kalimatil-ikhlash, wa dini nabiyyina muhammadin shallallahu alaihi wa sallam, wa millati abina ibrahima hanifa, wa ma kana minal-musyrikin (kami memasuki pagi ini di atas agama Islam yang fitrah, di atas kalimat tauhid, di atas sunnah Nabi kami Muhammad –Shallallahu alaihi wa Sallam–, di atas tuntunan ajaran yang lurus bapak kami Nabi Ibrahim, dan ia bukanlah orang yang termasuk di antara kaum musyrikin).” (HR. Ahmad no.21144 dan 15367). Dan biasanya pada sore hari mengucapkan, “Amsayna ala fithratil-islam, kalimatil-ikhlash.. (kami memasuki sore ini di atas agama Islam yang fitrah..) dan seterusnya.”
Hadits disebut memiliki sanad yang shahih oleh Ibnu Baz –Rahimahullah– Semua doa pagi sore di atas kami kutip dari buku kecil Syeikh Ibnu Baz –
Rahimahullah– yang berjudul Tuhfatul-Akhyar bi Bayani Jumlatin Nafi’atin mimma Warada fil-Kitabi was-Sunnati minal-Ad’iyati wal-Adzkar, bab adzkarus-shabahi wal-masa`i.
“Ya hayyu ya qayyum, bi rahmatika astaghitsu, ashlih li sya`ni kullahu, wala takilni ila nafsi tharfata ain (ya Allah Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri sendiri, dengan limpahan rahmat-Mu aku bermohon uluran tangan-Mu untuk menolongku, perbaikilah segala urusanku, dan janganlah Engkau berpaling dari diriku sekejap mata pun).” (HR. An-Nasa’i no.10405, Al-Bazzar 2/282, dan dikategorikan sebagai hadits hasan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Nataij Al-Afkar hal.177, dan oleh Al-Albani dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah 1/449)
“Hasbiyallahu la ilaha illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul- arsyil-azhim (cukuplah hanya Allah sebagai Tuhanku, tidak ada tuhan melainkan Dia, kepada-Nya lah aku bertawakkal, dan Dia-lah Tuhan pemiliki Arsy yang agung).” Abu Darda –Radhiyallahu Anhu–, yang meriwayatkan hadits ini mengatakan, “Dibaca sebanyak tujuh kali, maka Allah akan mencukupkan segala kepentingannya.” (HR. Abu Dawud no.5081)
Pendapat yang shahih menyatakan bahwa hadits ini mauquf (tidak tersandar kepada Nabi melainkan terhenti pada sahabat saja) namun perawi hadits ini merupakan perawi yang terpercaya, dan memiliki indikasi kuat sebagai hadits marfu’ (bersambung sampai kepada Nabi) sebagaimana disampaikan oleh Al- Albani (lihat. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah 11/449)