Search
SISI DAKWAH DARI SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW-2
Dakwah secara bahasa: Ibnu Faris berkata dalam “Al-Maqaayis”: Huruf Daal,”ain,dan huruf yang mu’tall adalah berasal yang sama, yaitu: Cenderungnya sesuatu kepadamu dengan suara dan perkataan darimu.Kamu katakan: Saya telah mengajak,dan akan mengajak dengan doa.” Al-Fayuumi berkata dalam “Misbahul munir”: Saya berdo’a kepada Allah SWT dengan doa: Saya merendahkan diri kepadanya dengan permintaan,dan saya menginginkan kebaikan dari sisi-Nya, dan saya mengajak Zaid: Saya memanggilnya dan saya ingin dia menghadap saya, dan mu’adzin mengajak manusia untuk mendirikan shalat, maka dia adalah seorang dai Allah SWT, dan jamaknya Du’aat atau Daa’uun..dan Nabi adalah penyeru manusia kepada Tauhid”. Arragib berkata dalam ”Almufradaat”: ”Dan mengajak kepada sesuatu: Semangat atas tujuannya,,,Firman Allah: ”Dan Allah mengajak kepada tempat yang aman”{QS. Yunus: 25}. Firman-Nya: ”Wahai kaumku saya hanya mengajak kepada keselamatan dan kalian mau mengajakku kepada neraka,kalian mengajak saya untuk kufur kepada Allah dan menyekutukan-Nya yang mana saya tidak pernah mengetahui akan hal itu,dan saya mengajak kalian kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”{QS. Ghafir: 41-42}.
Dan doa menurut para ulama Balaghah adalah jenis permintaan, dan demikian itu apabila jadi dari pihak yang rendah kepada yang tinggi. Adapun perintah adalah permintaan unruk mengerjakan sesuatu dari pihak yang tinggi kepada yang rendah, dan jika dari yang sama kedudukannya maka namanya adalah Iltimas.
Sungguh permasalahan dakwah kepada Allah SWT membutuhkan orang-orang yang besar dalam memperbaikinya dan orang-orang yang memiliki kekuatan besar dan kemampuan-kemampuan yang baik dan pengetahuan luas… Dan tidak boleh kita hadapi gerakan-gerakan penghacuran dengan tidak perduli yang mana sebagian du’at mengarah kesana disebabkan oleh penyiksaan yang menimpa mereka sebagai hasil dari musibah yang berkelanjutan kepada sebagian besar du’at di beberapa negara.
Hendaknya ada yang mencoba menggali dengan mendalam dan luas apa yang dapat memperbaiki keadaan kaum muslimin,yang dari hari kehari berubah.
Sungguh pengetahuan tentang keaadaan zaman dan perkembangan-perkembangannya serta kenyataan hidup masyarakat dan keadaan politik,dan perencanaan sesuai dengan pengetahun ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam dakwah yang menginginkan keberhasilan.
Dakwah menurut istilah:”Mengajak manusia untuk tetap dalam menjalankan perintah Allah,dan masuk kedalam Agama-Nya,dengan perkataan,tuliasan,pergaulan yang baik dan contoh…..
Dakwah kepada islam berpijak atas dua dasar pokok dalam Agama yaitu Al-kitab dan Sunnah. Dan Al-kitab adalah: Al-Quran yang mulia yaitu Perkataan Allah sebagai mukjizat dan wahyu-Nya yang diturunkan kepada HambaNya dan Rasul-Nya Muhammad SAW yang tertulis dal Mushaf-mushaf yang disampaikan dengan Mutawatir dan bernilai ibadah dengan membacanya.
Sunnah adalah perkataan Rasul SAW dan perbuatannya, apa yang dia setujui, sifat-sifatnya, dan semua itu berhubungan dengan kehidupan Beliau SAW. Oleh karena itu seharusnya bagi seorang dai mampu mempersiapkan dirinya untuk mempelajari berbagai persoalan dan menjadikan akhlak yang baik sebagi sifatnya. Hendaknya dia mempelajari Al-Qur’an dan tafsirnya dan mengetahui tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya. Dan juga mempelajari hadits yang mulia dengan fiqh dan ushulnya,dan sebagai penolongnya dalam kegiatan dakwahnya adalah Sejarah Nabi,dan juga pengetahuan tentang bahasa Arab,dan sudah jelas bahwa dakwah islam mengandung hal-hal yang sangat beragam dan yang paling terpenting adalah Akidah yang benar,dan ibadah,dan menahan diri dari larangan-larangan Allah SWT dari segala urusan pergaulan yang umum maupun khusus, dan berprilaku yang baik.
Bagi dakwah ada cabang-cabangnya dan adab-adab. Maka perkatan yang tertulis dan didengar merupakan cara berdakwah yang penting untuk disampaikan kepada umat, kemudian sikap dan cara bergaul yang baik, Allah SWT berfirman: ”Hendaknya ada sebagian kalian yang mengajak kepada kebaikan dan menyuruh untuk berbuat baik, dan melarang kepada kemungkaran dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” {QS. Ali Imran: 104}.
Rasulullah SAW bersabda: ”Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” {HR: Bukhary: 3461}. Rasulullah juga berkata kepada Ali bin Abi Thalib:..”Kemudian ajaklah mereka kepada Islam dan kabarkan kepada mereka apa-apa yang wajib bagi mereka dari hak-hak Allah. Demi Allah, sungguh Dia akan berikan hidayah seseorang karena kamu lebih baik bagimu dari pada unta yang merah (harta terbesar).” {HR:Bukhari No 3701, dan Muslim No: 2406).
Sungguh dalil-dalil ini mengundang seorang muslim untuk berdakwah,karena para dai adalah orang-orang yang beruntung dan pahala mereka besar,dan orang-orang yang tahu satu ayat banyak sekali dan Rasulullah SAW mengajak mereka untuk menyampaikannya. Yang penting bahwa dakwah itu harus dilakukan dengan lemah lembut dan halus,dan mudah serta menggembirakan,dan dengan hikmah dan nasehat yang baik…..Dan bagi seorang dai mengambil cara-cara berdakwah yang mampu memberikan pengaruh, yang sesuai dengan dengan zamannya dan cocok dengan keadaan yang mendengarkan, dan seharusnya dia memperbanyak cara dalam menyampaikan dakwah dan tidak monoton dengan cara yang tetap yang tidak jitu, hendaknya dia selalu menimbang dan membandingkan….….membandingkan antara kedudukan yang tinggi yang melahirkan kejadian-kejadian sejarah dan kedudukan yang tetap, hendaknya dia pada kesempatan lain menjelaskan kecocokan suatu kejadian yang lewat dengan kenyataan hidup manusia sekarang, dia menjelaskan dengan baik dan meceritakan kejadian tersebut dengan gamblang dan jelas serta mudah dipahami dan berusaha mencari jalan keluar dari suatu masalah dan menghubungkannya dengan kenyataan hidup
Dakwah dan tarbiyah, amar ma’ruf dan nahi munkar dan nasehat: Istilah-istilah islamiyah ini maknanya hampir sama, kadang makna yang satu masuk ke makna yang lain,n ada baiknya kita jelaskan maksudnya dan perbedaan diantara istilah ini, maka dari istilah ini (Attarbiyah), (Amar ma’ruf Nahi Munkar), (Anashihah), jika kita perhatikan maksud dari (dakwah),dan (Tarbiyah)…kita dapatkan bahwa makna dari setiap istilah ini saling menopang.
Maka dakwah lebih umum,karena seorang da’I mengajak manusia semuanya kepada kebenaran dan kebaikan dan hidayah,maka sebagian mereka ada yang menerima dan ada yang menolak.Dan sungguh Rasulullah telah mengumpamakan keadaan para mad’u bersama da’I dengan keadaan bumi dan hujan,maka sebagian bumi ada yang menerima air dan menumbuhkan tanaman dan pepohonan,dan ada juga bumi yang menelan air tapi tidak menumbuhkan pohon dan tanaman,dan ada juga bumi yang berkumpul air disitu maka manusia mengambil manfaatnya darinya namun bumi itu tidak mengambil manfaat.
Dari Abu Musa Radiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: ”Perumpamaan apa yang saya diutus dengannya dari petunjuk dan ilmu, seperti hujan yang turun di bumi,maka sebagian bumi ada yang menerima air maka dia menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang banyak,dan ada juga yang kering dan menahan air maka manusia mengambil manfaat darinya dan meminum darinya dan memberikan minum serta menanam dengannya. dan hujan tersebut juga turun diatas bumi yang lain yang mana dia tidak bisa menahan air dan tidak menumbuhkan tanaman,maka demikian itu sama dengan seorang yang Allah SWT berikan pemahaman terhadap agama, dia mengambil manfaat dari apa yang saya diutus dengannya maka dia tahu dan mengajarkannya,dan perumpamaan yang lain seperti orang yang tidak mau menerima petunjuk Allah SWT yang aku diutus dengannya.” {HR: Bukhari No 22, dan Muslim No 2280}. Maka dari sini ada istilah (ummah dakwah) dan masuk dalam istilah ini siapa saja sang diarahkan kepadanya Dakwah Islamiyah, maka siapa yang menerima maka dia termasuk ke dalam (Ummah Ijabah).
Dakwah adalah yang pertama,maka siapa yang menerima dakwah, hendaknya dilanjutkan dengan tarbiyah dan ta’lim,juga diperhatikan dan di luruskan. Tarbiyah bagi orang yang sudah baik adalah dakwah namun hal ini setelah dia menerima. Kedua kalimat ini pada masyarakat nabawi di Madinah pada waktu itu adalah saling mengisi. Maka Nabi SAW mengajak sahabatnya kepada kebaikan dan melanjutkan dengan mentarbiyah serta memperhatikan. Adapun Amar ma’ruf dan Nahi Munkar maka ini di antara kaum muslimin.Allah berfirman: ”Dan orang-orang yang beriman dari laki-laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong bagi yang lain,saling mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemugkaran,dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itulah orang-orang yang Allah berikan Rahmat sesungguhya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” {QS. At-Taubah:71}.
Adapun Nasehat maka maknanya dekat dengan dakwah dan Amar ma’ruf nahi munkar, Rasulullah SAW bersabda: ”Agama adalah Nasehat,” Sahabat bertanya:untuk siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: ”Bagi Allah, dan Kitab-Nya, dan Rasul-Nya dan bagi pemimpin kaum Muslimin dan orang-orang awam.” {HR: Muslim No 55, Abu Dawud No 4944, Nasaa’I: 156/7, Turmudzi: 1926}.
Rasulullah SAW menjadikan agama sebagai nasehat, lalu Beliau menjelaskan nasehat secara umum dan cakupannya,dan Nasehat merupakan buah dari persaudaraan yang sebenarnya yang menjadikan setiap muslim apabila melihat aib saudaranya maka dia menasehatinya dan menjelaskan sehingga dia sadar dan memperbaiki diri, dan hal ini sebagaimana dalam Hadits: ”Seorang Mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lain.” {H.R: Abu Dawud:4918, Turmudzi:1929}.
Dan Rasulullah menjadikan nasehat bagi setiap muslim termasuk dalam Bai’at seperti Sholat,zakat,sebagaiman dalam Hadits Jarir bin Abdullah yang berbunyi:”Saya berbai’at kepada Rasulullah untuk mendirikan sholat, membayar zakat, dan menasehati sesama kaum muslimin”.{H.R:Bukhari:57,Muslim:56,Abu Dawud:4945}. Sehigga nampak jelas (Wallahu a’lam) bahwa istilah dakwah adalah yang paling luas dan mencakup semua.
Kisah/Cerita termasuk cara berdakwah yang penting,
Jika Sejarah Nabi merupakan kisah yang indah maka ada baiknya kita menjelaskan pada bab ini tentang keutamaan Kisah dalam medan dakwah. Allah berfirman:”Maka ceritakanlah kisah-kisah (ummat terdahulu) agar mereka mau berfikir/mengambil pelajaran.”{QS. Al-A’raf: 176}.