Search
Barometer Kehidupan
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya, kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:
Manakala seseorang mencoba untuk melepas pandangan matanya, melihat pada alam semesta nan luas ini, dirinya akan menyaksikan partikel hidup yang menakjubkan, perilaku asing yang ada pada sisi kehidupan sekelompok manusia, baik lelaki maupun perempuan, tua dan muda. Dan kalau seandainya mata kita buka lebar-lebar, barulah kita bisa menyaksikan, telinga pun mendengar, akal pikiran pun bisa menghukumi tentang kondisi yang sedang terjadi pada umat kita, benar-benar kita dihadapan pada problematika yang tidak mudah, benar-benar telinga kita akan mendengar sesuatu yang kita benci, kita baru menyadari pada kenyataan, ternyata kita sedang berada dibadai fitnah yang mendorong kita untuk bisa lebih bersikap bijak dalam kebingungan.
Ketika diriku melihat kenyataan, adanya standar ganda yang menakjubkan pada sebagian orang, sikap kontradiktif yang aneh, didalam menerapkan hukum-hukum Allah pada individu umat ini, baik laki maupun perempuan, besar dan kecil, sungguh hal itu membuat diriku tidak nyaman untuk memejamkan mata dan menyita waktuku untuk mencoba menelitinya. Bahkan perkaranya justru bertambah mengerikan dan mengenaskan, menambah duka dan lara, apabila menyaksikan kekacauan dan kontradiksi semacam ini yang terjadi pada sisi kehidupan pribadi seseorang secara khusus, baik dari segi penampilan, akhlak serta gaya hidupnya.
Kita yakin, sesungguhnya Rabb kita adalah satu, kitab yang kita jadikan sebagai panutan juga satu, rasul kita satu, kiblat kita pun satu, dan kebenaran pun cuma ada satu, lantas kenapa harus ada pertikaian dan perpecahan? Kenapa kita tidak mencoba mengambil air yang jernih langsung dari sumbernya, lalu kita berpaling dari sumber yang lainnya?
Bukankah dihadapan kita ada cahaya kebenaran? Kenapa kita justru lebih rela tenggelam dalam kegelapan yang banyak? Bukanlah kita diberi akal pikiran untuk menuai kemuliaan pada pribadi kita? Lalu kenapa kita jatuh dalam kebinasaan hingga sampai pada kedudukan seperti binatang ternak?
Sungguh menyedihkan sekali kondisi umat ini, karena generasi umat yang ada telah berubah menjadi golongan dan kelompok yang berbeda-beda, mereka telah terpecah belah oleh hawa nafsu, syahwat dan syubhat hingga menjadi seperti apa yang telah disinggung oleh Allah Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya, kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:
dalam firman -Nya:
﴿ كُلُّ حِزۡبِۢ بِمَا لَدَيۡهِمۡ فَرِحُونَ ﴾ [ المؤمنون: 53]
"Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)". (QS al-Mu'minuun: 53).
Tidakkah engkau coba memperhatikan tingkah laku perbuatan yang ada pada tiap pribadi individu umat, atau yang terjadi pada individu dalam ruang lingkup sebuah keluarga, begitu beragam kepribadian mereka, yang ini menunjukan pada tabiat yang telah rusak, pemahaman yang timpang, dan lemah dalam cara pandang, akibat dari mengikuti hawa nafsu dan mengekor pada setan, dan Allah ta'ala telah memperingatkan hal tersebut melalui firman -Nya:
﴿ وَمَن يَكُنِ ٱلشَّيۡطَٰنُ لَهُۥ قَرِينا فَسَآءَ قَرِينا ٣٨ ﴾ [ النساء: 38]
"Barangsiapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang paling buruk". (QS an-Nisaa': 38).
Jikalau engkau memperhatikan pada pribadi individu yang ada pada keluargamu, atau pribadi yang ada pada sebuah keluarga, niscaya engkau menyaksikan hal itu secara jelas yang terjadi pada pribadi setiap keluarga kecuali yang dirahmati oleh Allah ta'ala. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan dalam firmanNya:
﴿وَلَقَدۡ صَدَّقَ عَلَيۡهِمۡ إِبۡلِيسُ ظَنَّهُۥ فَٱتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٢٠﴾ [ سبأ: 20]
"Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman". (QS Saba': 20).