Search
TELADAN SEMPURNA DARI ULAMA SALAF
Generasi Salaf adalah sebaik-baik teladan dalam semua kebaikan dan keutamaan dalam agama ini, tidak terkecuali dalam memanfaatkan harta dan kekayaan untuk meraih ridha Allah Azza wa Jalla. Berikut ini contoh-contoh sosok yang terkenal dengan sifat ini adalah:
- Sahabat yang mulia 'Utsman bin 'Affan bin Abil 'Ash al-Umawi Radhiyallahu anhu (wafat tahun 35 H), salah seorang dari Khulafaur Rasyidiin dan sepuluh orang Sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam. Sahabat ini sangat terkenal dengan kekayaan dan kedermawanannya. Beliaulah yang membeli sumur Rumah dari pemiliknya seorang Yahudi, untuk air minum bagi kaum Muslimin, dan Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam menjanjikan bagi beliau balasan air minum di surga kelak.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam ingin memperluas Masjid Nabawi, 'Utsman Radhiyallahu anhu menyumbangkan hartanya untuk membeli tanah perluasan masjid tersebut. Beliau juga yang membiayai persiapan jihad pasukan 'Usrah dalam perang Tabuk, dengan menyumbangkan sebanyak 950 ekor unta dan 50 ekor kuda. Setelah itu, Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam bersabda berkali-kali: "Tidak akan merugikan 'Utsman apa (pun) yang dilakukannya setelah hari ini".
- Sahabat yang mulia 'Abdur Rahman bin 'Auf al-Qurasyi Radhiyallahu anhu (wafat tahun 32 H), salah seorang dari sepuluh Sahabat yang dijamin masuk surga dan juga merupakan Sahabat yang sangat terkenal dengan kekayaan dan kedermawanannya. Imam az-Zuhri berkata: "Di masa Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam, ‘Abdur Rahman bin 'Auf Radhiyallahu anhu pernah bersedekah dengan separuh dari harta beliau (yaitu sebesar) empat ribu dinar, lalu beliau bersedekah (lagi) dengan (harta sebesar) empat puluh ribu dinar. Kemudian beliau menanggung (biaya seharga) lima ratus ekor kuda (untuk keperluan berjihad) di jalan Allah Azza wa Jalla, setelah itu beliau menanggung (biaya seharga) lima ratus ekor unta (untuk keperluan berjihad) di jalan Allah Azza wa Jalla. Sebagian besar hasil kekayaan beliau (diperolehnya) dari perdagangan.
- Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib al-Hasyimi al-Madani rahimahullah (wafat tahun 94 H)[34] , putra dari cucu Nabi Shalallahu ‘alihi wa sallam yang terkenal, Husein bin 'Ali Radhiyallahu anhuma dan Imam besar dari kalangan Tabi’in (murid para Sahabat Radhiyallahu anhum), serta sangat terpercaya dan teliti dalam meriwayatkan hadits Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam. Beliau sangat terkenal dengan ketekunan beribadah sehingga digelari sebagai Zainul 'abidin (perhiasan bagi para ahli ibadah).
Termasuk amal ibadah agung yang sering beliau lakukan adalah banyak bersedekah untuk orang-orang miskin penduduk Madinah, sehingga sewaktu beliau wafat dan jenazah beliau dimandikan, terlihat di punggung beliau bekas-bekas berwarna hitam pada kulit beliau, karena semasa hidupnya beliau sering memikul karung berisi tepung (makanan) untuk disedekahkan kepada orang-orang miskin, di malam hari secara sembunyi-sembunyi. Bahkan semasa hidupnya beliau menanggung biaya seratus keluarga miskin di Madinah, sampai-sampai orang menyangka beliau kikir dan suka menimbun harta, karena beliau selalu menyembunyikan sedekah beliau.
- Yunus bin 'Ubaid bin Dinar al-Bashri rahimahullah (wafat tahun 139 H), seorang imam panutan yang sangat terpercaya dan teliti dalam meriwayatkan hadits Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam, serta sangat wara’ (hati-hati dalam masalah halal dan haram). Beliau adalah seorang pedagang kain yang sangat jujur dan selalu menjelaskan cacat barang dagangan beliau sebelum terjadi jual-beli. Bahkan karena kejujuran, beliau pernah mengembalikan uang seorang pembeli yang membeli kain beliau dengan harga yang lebih tinggi, karena waktu itu yang menjualnya adalah keponakan beliau. Begitu pula sebaliknya, jika beliau membeli barang dari seseorang, maka beliau akan membayarnya dengan harga yang sesuai, meskipun orang tersebut pada awalnya menawarkannya dengan harga yang lebih murah. Diriwayatkan dalam biografi beliau, bahwa suatu saat harga kain di suatu daerah dekat Bashrah naik menjadi lebih mahal. Menjadi kebiasaan, jika daerah tersebut harga kainnya naik, maka harga kain di Bashrah pun nantinya ikut naik. Mengetahui hal itu, Yunus bin 'Ubaid rahimaullah segera membeli sejumlah besar kain kepada pedagang kain lainnya dengan harga pasaran biasa. Setelah selesai membeli barang tersebut, beliau bertanya kepada penjual tersebut, “Apakah engkau mengetahui bahwa harga kain naik didaerah anu?” Penjual tersebut menjawab, “Tidak, kalau saja aku tahu tentu aku tidak akan menjualnya kepadamu”. Maka Yunus bin 'Ubaid rahimahullah berkata: “(Kalau begitu) kembalikan uangku padamu dan aku akan kembalikan barangmu”.
- 'Abdur Rahman bin Aban bin 'Utsman bin 'Affan al-Umawi al-Madani, cucu Sahabat yang mulia, 'Utsman bin 'Affan Radhiyallahu anhu, Imam besar dari kalangan Atba’ut Tabi’in (murid para Tabi’in), ahli ibadah dan terpercaya dalam meriwayatkan hadits Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam.
Musa bin Muhammad at-Taimi rahimahullah memuji beliau dengan mengatakan: "Aku tidak pernah melihat (seorang lelaki) yang lebih banyak menghimpun agama, kerajaan (kekuasaan) dan kemuliaan (nasab) melebihi 'Abdur Raaman bin Aban. Beliau pernah membeli satu keluarga budak, kemudian memberikan pakaian untuk mereka semua, setelah itu beliau berkata kepada mereka: "Kalian (semua) aku bebaskan karena (mengharapkan) wajah Allah Azza wa Jalla. Aku menjadikan kalian sebagai penolongku (menghadapi dahsyatnya) sakaratul maut". Beliau sangat rajin beribadah, sehingga 'Ali bin 'Abdullah bin 'Abbas mengagumi dan meneladani beliau dalam kebaikan.
- ‘Abdullah bin Mubarak al-Marwazi rahimahullah (wafat tahun 181 H), seorang imam besar yang ternama dari kalangan Atba’ut Tabi’in yang sangat terpercaya dan teliti dalam meriwayatkan hadits Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam. Imam Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Beliau adalah seorang yang terpercaya lagi sangat teliti (dalam meriwayatkan hadits), orang yang memiliki ilmu dan pemahaman (yang dalam), sangat dermawan lagi (sering) berjihad (di jalan Allah Shubhanahu wa ta’alla), terkumpul padanya (semua) sifat-sifat baik”. Dalam biaografi beliau disebutkan bahwa Imam Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah pernah bertanya kepadanya tentang sebab dia memliki perniagaan besar dengan mengekspor barang-barang dagangan dari negeri Khurasan ke tanah haram (Mekah). ‘Abdullah bin Mubarak menjawab, “Sesungguhnya aku melakukan itu adalah untuk menjaga mukaku (agar tidak meminta-minta kepada orang lain), memuliakan kehormatanku, dan menggunakannya untuk membantuku dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla ”. Ucapan beliau ini benar-benar terbukti, karena beliau sangat terkenal dengan sifat dermawan, membantu orang miskin dengan sumbangan harta yang sangat besar setiap tahun, membiayai semua perbekalan orang-orang yang menunaikan ibadah haji bersama beliau. Termasuk kedermawanan beliau yang paling utama adalah menanggung biaya hidup beberapa Imam besar ahli hadits di jamannya, seperti Imam Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah, agar mereka bisa lebih berkonsentrasi menyebarkan hadits Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam kepada umat. Beliau berkata, "Sesungguhnya aku mengetahui kemuliaan suatu kaum (para ulama ahli hadits) yang memiliki keutamaan dan kejujuran, mereka (menyibukkan diri dengan) mempelajari hadits-hadits Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam dengan benar dan sungguh-sungguh. Kemudian (setelah itu) kebutuhan umat Islam kepada mereka sangat mendesak (untuk mengenal petunjuk Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam ), sedangkan mereka sendiri punya kebutuhan (untuk membiayai kelurga mereka). Jika kami tidak membantu (menanggung biaya hidup) mereka, maka ilmu mereka akan sia-sia (tidak tersebar dengan baik), tapi kalau kami mencukupi (biaya hidup) mereka, maka mereka (bisa lebih berkonsentrasi) menyebarkan ilmu kepada umat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alihi wa sallam. Dan aku tidak mengetahui setelah kenabian, tingkatan/kedudukan yang lebih utama daripada menyebarkan ilmu (tentang sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam)".