Search
Tidak banyak bicara dan diam, kecuali kalau bermanfaat baru bicara
Perhatikan sikapmu dari yang namanya mengangkat suara dan banyak bicara didalam suatu majelis, hindari sikap bak seorang tuan dimajelis, yang enggan kalah bicara. Akan tetapi, sematkan selalu pada dirimu kata-kata yang bagus dan bahasa yang lembut. Karena ucapan yang bagus merupakan sedekah, sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadits shahih.
Tutur kata yang bagus mempunyai dampak yang luar biasa bagi perubahan hati, bahkan dampak itupun bisa berimbas sampai pada musuh, apalagi kalau tutur kata yang bagus tersebut dialamatkan pada saudaramu seagama, tentu akibatnya juga lebih indah.
Perhatikan kisah ini, Aisyah pernah mengatakan pada salah seorang Yahudi: 'Dan bagimu kematian dan laknat'. Maka Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam langsung menegur, sambil mengatakan:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَهْلًا يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ )) [ رواه البخاري ومسلم ].
"Jangan ucapkan seperti itu wahai Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut pada setiap perkara". HR Bukhari dan Muslim.
Di riwayatkan dari Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, dalam riwayatnya Anas, bahwa dikatakan beliau pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( عليك بحسن الخلق وطول الصمت فوالذي نفسي بيده ما تجمل الخلائق بمثلهما)) [رواه البزار وأبو يعلى].
"Wajib bagimu untuk berakhlak yang mulia dan jangan banyak bicara. Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, tidak ada yang bisa memperindah (akhlak) seorangpun melainkan dengan dua misal tersebut". Hadits dhaif riwayat al-Bazzar dan Abu Ya'la.
Seorang penyair mengatakan dalam untaian syairnya:
Orang yang wara' adalah yang menjaga lisan
Hati-hati banyak bicara, karena kalau terlanjur susah obatnya