1. Articles
  2. Perintah dan larangan Rasulullah saw.
  3. Perintah dan larangan Rasulullah saw. di dalam rumahnya

Perintah dan larangan Rasulullah saw. di dalam rumahnya

15230 2007/11/02 2024/11/09
Article translated to : العربية

perintah dan larangan rasulullah saw.

di dalam rumahnya

 

      dari aisyah radhiyallahu'anha ia berkata: "rasulullah saw. masuk menemuiku dan saya sedang bersama dengan seseorang laki-laki yang sedang duduk, maka hal itu membuat rasulullah saw. marah, dan saya melihat kemarahannya tergambar di wajahnya,  aisyah berkata: saya mengatakan: "wahai rasulullah saw. sesungguhnya laki-laki itu adalah saudara sesusuan saya, aisyah berkata: kemudian rasulullah saw. bersabda: "perhatikan (dengan baik) saudara sesusuanmu, karena (yang di  maksud) dengan saudara sesusuan ialah di waktu masih kecil (yang tidak melewati umur dua tahun)". [1] muttafaqun 'alaih.

(bayi yang masih berumur di bawah dua tahun kemudian menyusu kepada seorang perempuan dan perempuan tersebut menyusukan seorang bayi yang umurnya masih di bawah dua tahun maka kedua bayi tersebut di sebut saudar sesusuan,  jika salah seorang dari kedua bayi tersebut adalah bayi laki-laki maka keduanya tidak boleh di nikahkan karena bayi laki-laki tersebut di kala dewasa akan menjadi mahramnya).

      pada kejadian ini rasulullah saw. melarang seorang laki-laki masuk ke rumah seorang perempuan yang bukan mahramnya, melarang untuk berkhalwat (berdua-duan dengan perempuan yang bukan mahram), dalam hadits ini ummul mukminin yaitu aisyah radhiyallahu'anha telah berdua-duaan dengan seorang laki-laki (yang ia anggap saudara sesusuannya dan menjadi mahramnya) dan ia duduk bersamanya sebagaiamana layaknya dua orang yang bersaudara (adik kakak), kemudian ketika rasulullah saw. masuk (menemuinya) maka beliau saw. tidak senang dengan kehadiran laki-laki tersebut, karena beliau saw. tidak mengenalnya bahwa ia mempunyai hubungan (keluarga) dengan aisyah ra.

      rasulullah saw. pernah marah kepada isteri-isterinya selama sebulan penuh, jika beliau saw. melihat dari mereka hal yang dapat membuatnya marah, maka rasulullah saw. bersumpah (ila') untuk tidak menemui mereka sebagai bentuk kemarahan beliau terhadap mereka sekaligus sebagai  pelajaran dan didikan buat mereka. di antara hal tersebut sebagai berikut:

      sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari dan muslim dari anas bin malik radhiyallahu'anhu ia berkata:

"rasulullah saw. meng-ila' (bersumpah untuk tidak mendekati ) istri-istrinya selama sebulan, maka beliau saw. berdiam…, kemudian beliau saw. turun di hari ke 29, maka beliau di tanya: wahai rasulullah! sesungguhnya baginda bersumpah untuk tidak mendekati isteri-isterinya (meng-ila) selama sebulan, beliau saw. menjawab: sesungguhnya bulan ini 29 hari".[2] muttafaqun 'alaih.

      dari aisyah radhiyallahu'anhu ia berkata: "sekelompok dari yahudi masuk ke rasulullah saw. kemudian mereka mengatakan: as ssaamu [3] untuk anda, maka aku memahaminya, lalu aku mengatakan: untukmu as saam dan laknat, maka rasulullah saw. bersabda: "wahai aisyah tenang! karena allah swt. menyayangi orang yang ramah dalam setiap hal, maka aku berkata: wahai rasulullah! apakah baginda tidak mendengar apa yang mereka telah katakan? rasulullah saw. bersabda: aku telah mengatakan: 'alaikum".[4] muttafaqun 'alaih.

      rasulullah saw. mengajari aisyah radhiyallahu'anha bagaimana cara untuk mengingkari atau menegur sesuatu yaitu dengan cara yang  pelan-pelan dan ramah. rasulullah saw. mengajarinya dengan bijaksana dan ramah.

      jika kita memperhatikan terhadap hadits-hadits yang di sebutkan tentang kemarahan beliau saw. terhadap isterin-isterinya dan pengingkarannya terhadap aisyah radhiyallahu'anha  dalam hal ghibah (menceritakan aib orang lain), dalam hal yang sangat kecil karena hal yang kecil dapat merusak lautan yang luas, agar dia (aisyah radhiyallahu'anha) mengetahui dosa orang yang melakukannya, demikianpula terkadang beliau saw. memarahi istri-istrinya seperti beliau saw. pernah marah terhadap mereka selama sebulan hal ini untuk mendidik mereka, agar mereka tidak kembali melakukan kesalahan tersebut atau terjerumus lagi kedalam bentuk perbuatan maksiat.

      rasulullah saw. mendatangi keluarganya atau kerabatnya untuk mendakwahi mereka agar masuk ke dalam agama islam, rasulullah saw. senantiasa berusaha untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan ke alam yang penuh dengan cahaya (yaitu agama islam).

wallahu a'lam bi sshawab.



[1]  hadits ini di keluarkan oleh imam bukhari di dalam kitab shahihnya, di fathul baari di kitab tentang syahaadat (5/254/4647) di kitab tentang nikah (9/146/hadits 5102),  dan di shahih muslim di kitab tentang penyusuan (2/1078/ hadits 1455), sunan abi daud di kitab tentang nikah (2/ hadits 2058), sunan an nasaa'i di kitab tentang nikah (6/102), sunan ibn maajah di kitab tentang nikah (1/626/ hadits 1945), daarami di kitab tentang nikah (2/81/ hadits 2281) ahmad (6/94), ibn al jaaruj (691), abu nu'aim di kitab al hilyah (7/166) dan at thayaalisy (1412).

[2] hadits ini di keluarkan oleh imam bukhari di dalam kitab shahihnya, di fathul baari di kitab tentang nikah (9/200/ hadits 5201), imam muslim di dalam kitab shahihnya kitab tentang shalat tanpa menyebutkan ila'  (1/208/ hadits 411), sunan an nasaa'i di kitab tentang kepemimpinan (imaamah) (83/2), dan sunan ibn maajah di dalam kitab tentang mendirikan shalat (1/392/ hadits 1238).

 

[3] kata as saamu artinya: kematian. as shahhah oleh al jauhari (5/1955).

[4]  hadits ini di keluarkan oleh imam bukhari di dalam kitab shahihnya pada kitab tentang meminta izin, (11/41-42/hadits 5256) di kitab tentang ad da'awaat (ajakan) (11/194/hadits 6395), di kitab tentang jihad (6/106/ hadits 3936) dan muslim di pembahasan mengenai as salaam (salam), 4/1706-1707/ hadits 2165), imam tirmidzi di dalam kitab tentang minta izin (5/60/ hadits 2706) dan beliau mengatakan: hadits ini hasan shahih, dan ahmad di dalam kitab al musnad (6/134-135,230).

perintah dan larangan rasulullah saw.

di dalam rumahnya

 

      dari aisyah radhiyallahu'anha ia berkata: "rasulullah saw. masuk menemuiku dan saya sedang bersama dengan seseorang laki-laki yang sedang duduk, maka hal itu membuat rasulullah saw. marah, dan saya melihat kemarahannya tergambar di wajahnya,  aisyah berkata: saya mengatakan: "wahai rasulullah saw. sesungguhnya laki-laki itu adalah saudara sesusuan saya, aisyah berkata: kemudian rasulullah saw. bersabda: "perhatikan (dengan baik) saudara sesusuanmu, karena (yang di  maksud) dengan saudara sesusuan ialah di waktu masih kecil (yang tidak melewati umur dua tahun)". [1] muttafaqun 'alaih.

(bayi yang masih berumur di bawah dua tahun kemudian menyusu kepada seorang perempuan dan perempuan tersebut menyusukan seorang bayi yang umurnya masih di bawah dua tahun maka kedua bayi tersebut di sebut saudar sesusuan,  jika salah seorang dari kedua bayi tersebut adalah bayi laki-laki maka keduanya tidak boleh di nikahkan karena bayi laki-laki tersebut di kala dewasa akan menjadi mahramnya).

      pada kejadian ini rasulullah saw. melarang seorang laki-laki masuk ke rumah seorang perempuan yang bukan mahramnya, melarang untuk berkhalwat (berdua-duan dengan perempuan yang bukan mahram), dalam hadits ini ummul mukminin yaitu aisyah radhiyallahu'anha telah berdua-duaan dengan seorang laki-laki (yang ia anggap saudara sesusuannya dan menjadi mahramnya) dan ia duduk bersamanya sebagaiamana layaknya dua orang yang bersaudara (adik kakak), kemudian ketika rasulullah saw. masuk (menemuinya) maka beliau saw. tidak senang dengan kehadiran laki-laki tersebut, karena beliau saw. tidak mengenalnya bahwa ia mempunyai hubungan (keluarga) dengan aisyah ra.

      rasulullah saw. pernah marah kepada isteri-isterinya selama sebulan penuh, jika beliau saw. melihat dari mereka hal yang dapat membuatnya marah, maka rasulullah saw. bersumpah (ila') untuk tidak menemui mereka sebagai bentuk kemarahan beliau terhadap mereka sekaligus sebagai  pelajaran dan didikan buat mereka. di antara hal tersebut sebagai berikut:

      sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari dan muslim dari anas bin malik radhiyallahu'anhu ia berkata:

"rasulullah saw. meng-ila' (bersumpah untuk tidak mendekati ) istri-istrinya selama sebulan, maka beliau saw. berdiam…, kemudian beliau saw. turun di hari ke 29, maka beliau di tanya: wahai rasulullah! sesungguhnya baginda bersumpah untuk tidak mendekati isteri-isterinya (meng-ila) selama sebulan, beliau saw. menjawab: sesungguhnya bulan ini 29 hari".[2] muttafaqun 'alaih.

      dari aisyah radhiyallahu'anhu ia berkata: "sekelompok dari yahudi masuk ke rasulullah saw. kemudian mereka mengatakan: as ssaamu [3] untuk anda, maka aku memahaminya, lalu aku mengatakan: untukmu as saam dan laknat, maka rasulullah saw. bersabda: "wahai aisyah tenang! karena allah swt. menyayangi orang yang ramah dalam setiap hal, maka aku berkata: wahai rasulullah! apakah baginda tidak mendengar apa yang mereka telah katakan? rasulullah saw. bersabda: aku telah mengatakan: 'alaikum".[4] muttafaqun 'alaih.

      rasulullah saw. mengajari aisyah radhiyallahu'anha bagaimana cara untuk mengingkari atau menegur sesuatu yaitu dengan cara yang  pelan-pelan dan ramah. rasulullah saw. mengajarinya dengan bijaksana dan ramah.

      jika kita memperhatikan terhadap hadits-hadits yang di sebutkan tentang kemarahan beliau saw. terhadap isterin-isterinya dan pengingkarannya terhadap aisyah radhiyallahu'anha  dalam hal ghibah (menceritakan aib orang lain), dalam hal yang sangat kecil karena hal yang kecil dapat merusak lautan yang luas, agar dia (aisyah radhiyallahu'anha) mengetahui dosa orang yang melakukannya, demikianpula terkadang beliau saw. memarahi istri-istrinya seperti beliau saw. pernah marah terhadap mereka selama sebulan hal ini untuk mendidik mereka, agar mereka tidak kembali melakukan kesalahan tersebut atau terjerumus lagi kedalam bentuk perbuatan maksiat.

      rasulullah saw. mendatangi keluarganya atau kerabatnya untuk mendakwahi mereka agar masuk ke dalam agama islam, rasulullah saw. senantiasa berusaha untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan ke alam yang penuh dengan cahaya (yaitu agama islam).

wallahu a'lam bi sshawab.



[1]  hadits ini di keluarkan oleh imam bukhari di dalam kitab shahihnya, di fathul baari di kitab tentang syahaadat (5/254/4647) di kitab tentang nikah (9/146/hadits 5102),  dan di shahih muslim di kitab tentang penyusuan (2/1078/ hadits 1455), sunan abi daud di kitab tentang nikah (2/ hadits 2058), sunan an nasaa'i di kitab tentang nikah (6/102), sunan ibn maajah di kitab tentang nikah (1/626/ hadits 1945), daarami di kitab tentang nikah (2/81/ hadits 2281) ahmad (6/94), ibn al jaaruj (691), abu nu'aim di kitab al hilyah (7/166) dan at thayaalisy (1412).

[2] hadits ini di keluarkan oleh imam bukhari di dalam kitab shahihnya, di fathul baari di kitab tentang nikah (9/200/ hadits 5201), imam muslim di dalam kitab shahihnya kitab tentang shalat tanpa menyebutkan ila'  (1/208/ hadits 411), sunan an nasaa'i di kitab tentang kepemimpinan (imaamah) (83/2), dan sunan ibn maajah di dalam kitab tentang mendirikan shalat (1/392/ hadits 1238).

 

[3] kata as saamu artinya: kematian. as shahhah oleh al jauhari (5/1955).

[4]  hadits ini di keluarkan oleh imam bukhari di dalam kitab shahihnya pada kitab tentang meminta izin, (11/41-42/hadits 5256) di kitab tentang ad da'awaat (ajakan) (11/194/hadits 6395), di kitab tentang jihad (6/106/ hadits 3936) dan muslim di pembahasan mengenai as salaam (salam), 4/1706-1707/ hadits 2165), imam tirmidzi di dalam kitab tentang minta izin (5/60/ hadits 2706) dan beliau mengatakan: hadits ini hasan shahih, dan ahmad di dalam kitab al musnad (6/134-135,230).

Previous article Next article
Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day