Search
Mutiara Keindahan Islam - 3
Pokok dari agama Islam adalah iman kepada Allah Azza wa jalla sedangkan buah dari keimanan tersebut adalah bersegera untuk mencari setiap hal yang bisa menjadikan dirinya di cintai dan di ridhoi oleh Allah Ta'ala tentunya dengan selalu mengikhlaskan semua yang di lakukanya hanya untuk Allah Ta'ala semata. Sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah bisa tergambarkan ada sebuah agama yang lebih baik dari Islam, lebih mulia dan lebih utama? Mustahil untuk bisa di jumpai pada saat sekarang ini.
Agama yang telah menyuruh para pemeluknya supaya mengimani setiap yang di bawa oleh para Nabi, dengan membenarkan isi risalahnya, sembari mengenali dengan benar apa yang mereka bawa dan emban dari sisi Rabbnya, dengan tidak membedakan satu dengan yang lainya, namun meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwasanya mereka semua adalah utusan Allah Ta'ala yang jujur, amanah dan ikhlas. Sedangkan bagi agama ini sangat mustahil sekali mempunyai ajaran yang tercela dan isinya saling kontradiksi antara yang satu dengan yang lain, di mana ajarannya di isi dengan anjuran kepada setiap kebaikan, mengenali setiap kejujuran, menetapkan kebenaran agama dengan selalu menyandarkan kepada wahyu Allah Ta'ala yang di turunkan melalui para Rasul -Nya, isi ajaranya selalu sejalan sesuai dengan akal yang sehat dan fitroh yang selamat, kebenaran yang di bawanya tidak dapat tersanggahkan sedikit pun dari sisi mana pun juga, karena Islam tidak pernah membenarkan sesuatu yang dusta, tidak pula memperbagusi sesuatu yang bathil, sehingga pantas sekali untuk kita katakan bahwa agama Islam adalah penghukum, pembeda serta penimbang bagi seluruh agama-agama yang ada.
Agama Islam juga sangat menekankan sekali bagi para pemeluknya supaya berbuat kebaikan, berakhlak dan ber budi pekerti yang baik, yang mana sangat berdampak bagi para pemeluknya untuk memperoleh kebaikan dan kenyaman yang kemudian secara otomatis akan berdampak pula bagi umat manusia secara umum, yang menganjurkan untuk berbuat adil, saling menyayangi, dan berbuat sesuatu yang mulia serta membawa kebaikan, mencela perbuatan zhalim, keji dan akhlak yang buruk. Di mana tidak ada cabang dari segala macam bentuk kebaikan yang bisa mendatangkan kesempurnaan seseorang yang telah di tetapkan oleh para Nabi dan Rasul dari umat-umat (sebelumnya) melainkan telah di tetapkan juga oleh Islam, dan tidak ada kemaslahatan yang membawa kebaikan untuk agama mau pun dunia melainkan sya'riat telah menyerunya dan menganjurkanya, dan tidak ada yang menyebabkan kerusakan melainkan telah di larangnya dan memerintahkan supaya di jauhi.
Maka maksud dari ini semua adalah bahwa aqidah (keyakinan.pent) yang terkandung dalam agama Isalm merupakan suatu sarana yang akan dapat mensucikan hati, membimbing jiwa untuk mencapai tingkat akhlak yang mulia dan kebajikan bagi amal anggota badan.
Syari'at Islam lainnya yang sangat agung dan besar setelah keimanan kepada Allah Ta'ala adalah perintah untuk mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Perhatikan pada syari'at-syari'at yang agung ini, serta manfaat yang sangat besar yang akan di dapat, itu semua di wajibkan untuk segera di lakukan jika telah memenuhi syarat-syaratnya, untuk mendapatkan ridho Allah Subahanahu wa ta'ala dan meraih pahala yang telah di janjikan kepada para pelakunya, baik ganjaran yang bisa langsung di rasakan mau pun ganjaran yang di simpan untuk tabungan yang di akhirkan.
Sekarang mari kita perhatikan satu persatu dari isi dan kandungan yang ada di dalam syari'at Islam, pertama kandungan yang ada di dalam ibadah sholat, di mana di mulai dari adanya keikhlasan kepada Allah Ta'ala, bentuk merendahkan diri serta menghadap dengan khusu' dan penuh sempurna kepada -Nya, begitu pula di isi dengan dzikir, do'a, sanjungan dan pujian kepada Allah Ta'ala.
Sholat juga termasuk salah satu pohon keimanan yang kedudukannya bisa di ibaratkan bagai sebuah koreksi dari catatan keimanan dan bagaikan air yang mengairi sebuah kebun. Karena kalau sekiranya ibadah sholat tersebut tidak di ulang-ulang di dalam pelaksanaannya sehari semalam tentu pohon keimananya akan menjadi rapuh dan kering, ranting-rantingnya menjadi layu dan lemah, namun mana kala sholat di kerjakan dengan rutin, maka dengan sholat menjadikan pohon keimanan tersebut terus tumbuh dan bersemi kembali, semua itu di sebabkan dengan ibadah sholat. Kemudian lihat lebih dalam lagi pada isi yang terkandung pada sholat tersebut, seperti adanya kesibukan untuk berdzikir dan bermunajat kepada Allah Ta'ala, di mana kita ketahui bersama bahwa dzikir adalah harta karun yang lebih besar kedudukanya dari segala sesuatu, belum lagi hasil dari buah sholat tersebut bahwa sesungguhnya sholat tersebut dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar bagi orang yang benar-benar mengerjakanya.
Lalu lihatlah pada kandungan yang ada dalam hukum zakat beserta isinya, seperti halnya bahwa zakat tersebut (akan melatih orang) untuk bisa berakhlak dengan akhlak yang dermawan, suka memberi, dan menjauhkan darinya sifat yang jelek.
Di mana zakat adalah sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah Azza wa jalla atas karunia nikmat yang telah banyak di berikan kepadanya, di samping itu juga bahwa zakat akan menjadikan harta semakin tumbuh dan terjaga dari hilang nya barokah, baik secara kasat mata mau pun secara maknawi, demikian pula kandungan yang lainnya seperti berbuat baik kepada orang lain dan mengasihi orang-orang yang sedang terlilit masalah, serta menutupi kebutuhan orang-orang yang sedang membutuhkan. Karena sesungguhnya di dalam ibadah zakat terkandung maslahat yang sangat banyak sekali di antaranya bisa menutupi kebutuhan orang yang sedang sangat membutuhkan, di dalam zakat juga bisa sebagai pra sarana yang bisa membantu kepentingan jihad melawan musuh Islam dan kepentingan-kepentingan umum lainya yang harus di miliki oleh kaum muslimin, di dalam zakat juga bisa sebagai penangkal serta pencegah dalam mengatasi kemiskinan secara dini untuk yang terjadi di masyarakat. Sedangkan bagi orang yang mengeluarkan zakat maka itu sebagai bentuk rasa keimanan dan kepercayaan dia akan janji Allah, tentunya dengan selalu mengharap pahala yang telah di janjikan kepadanya.