1. Articles
  2. Lorong Hati
  3. MUQADIMAH

MUQADIMAH

Auther : Syaikh Ibrahim bin Abdullah ad-Duwaisy
Under category : Lorong Hati
2607 2013/02/02 2024/11/17

          Tiap muslim tentu menginginkan agar sikap penuh persahabatan, ramah dalam bergaul serta saling mencintai menempel pada pribadi muslim dan  merata di lingkungan masyarakat Islam. Kita yakin bahwa setiap muslim, baik laki maupun perempuan , mereka semua pasti mencintai adanya kebaikan, kebajikan, berbakti pada orang, senang memberi dan berbudi pekerti yang luhur. Adapun hati ini maka semuanya memiliki. 

        Adapun saat ini, kita sedang membutuhkan cara dan seni bergaul yang beragam bersama orang lain, butuh pada pemahaman yang mendalam tentang makna persatuan dalam bingkai ukhuwah Islamiyah yang sejati, kita butuh –wahai orang yang aku cintai- pada perealisasian kandungan makna kaidah Islam yang agung dan baku; "Tidaklah sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya seperti yang ia cintai untuk dirinya sendiri".[1]

        Selaras dengan sabda Nabi tersebut, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ta'ala 'anhu.

      Membutuhkan diskusi yang santai dan rileks, menyatu dalam persahabatan yang tulus, saling menghargai dan mau berbagi, hingga pada puncaknya kita bisa menampakan keindahan aqidah Islam ini, sehingga pada akhirnya kita menjadi muslim sejati yang bisa memberikan suri taudan yang baik pada sesama. Menjadi kunci kebaikan bagi  orang lain, diluar agama kita dari para penganut agama-agama maupun sekte-sekte lain, yang banyak sekali warna serta corak ragamnya.

       Kita juga senantiasa memperlukan untuk selalu mengoreksi dan mengawasi hati-hati kita, demikian pula dari kalangan para penganut agama lain, mereka juga dituntut untuk mengawasi hatinya.  Dengan kejujuran tauhid, indah dalam berinteraksi sambil dibarengi dengan budi pekerti yang tinggi, sehingga kelezatan dan nikmatnya iman bisa dirasakan, dan orang kafir bisa mengetahui hakekat agama Islam yang sesungguhnya.

        Kita ingin didalam memperbaiki hati bukan hanya sekedar basa basi, tidak pula hati yang dipoles dengan sikap berpura-pura, apa lagi menggambarkan sikap lembek yang meremas agama kita,  bukan juga dengan cara menggadaikan prinsip dasar dan tujuan pokok yang sudah pasti.  Hanya saja yang kita inginkan dari semua itu adalah akhlak yang luhur, sebagaimana yang telah disabdakan oleh panutan kita, Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah pernyataannya.

قال النبي صلى الله عليه وسلم: (( إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق )) [رواه أحمد في المسند ] .

"Hanyalah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur". HR Ahmad.

 

       Mungkin ada yang bertanya, kenapa harus sulit-sulit mencari hati? Maka jawabannya, bukan karena berambisi untuk mencari dunia, dan isinya dengan segala keindahannya, jangan pula dipahami karena keinginan untuk menampilkan keindahan serta ketawa'dhuan kita. Tidak, demi Allah bukan itu semua yang mendasari langkah kita, bahkan bukan pula dikarenakan di dasari sikap ingin menguasi orang lain dan meminta pujian dan penghormatan mereka.

       Akan tetapi, yang mendasari kita untuk melakukan itu adalah karena Rabb kita Yang Maha Tinggi, dalam rangka beribadah dan mendekatkan diri kepadaNya. Karena sesungguhnya Allah Ta'ala mencintai keutamaan akhlak dan membenci akhak yang rendahan. Demikian juga dalam rangka mengikuti panutan dan teladan kita Shalallahu 'alaihi wa sallam , dimana beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara manusia.

        Dan untuk memperoleh kecintaan dan kedekatan bermajelis bersama Nabi kita pada hari kiamat kelak, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh beliau kepada kita melalui sabdanya:

قال النبي صلى الله عليه وسلم: ((  إن من أحبكم إلى وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة, أحاسنكم أخلاقا ))  [رواه الترمذي و حسنّه ].

"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku besok pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara kalian". HR at-Tirmdizi, dan beliau menghasankannya.

        Lalu yang mendasari kita untuk itu juga adalah penerapan kandungan yang ada dalam ajaran dan adab agama kita, baik dalam tingkah laku maupun dalam mengucap, tatkala sendirian maupun dihadapan orang banyak, yang mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

قال النبي صلى الله عليه وسلم: (( وخالق الناس بخلق حسن )) [ررواه الترمذي وقال حديث حسن].

"Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik". HR at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan hadits hasan. 

       Juga kerinduan kita yang mendalam pada surga nan abadi, demikian juga agar bisa menjadi amal sholeh yang berat ketika ditimbang pada hari dimana kita semua pasti menemui Allah Azza wa jalla. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam kepada kita dalam sebuah haditsnya:

قال النبي صلى الله عليه وسلم: (( فأكثر ما يدخل الناس الجنة تقوى الله وحسن الخلق ))  [رواه الترمذي و صححه].

"Maka perkara yang paling banyak menjadikan orang masuk surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang luhur". HR at-Tirmidzi, dan beliau menshahihkannya. 

        Dan perlu diketahui, bahwa tidak ada suatu amalan kelak pada hari kiamat, yang bisa  menjadikan berat dalam timbangannya seorang mukmin melainkan budi pekerti yang tinggi. Maka tidak ada yang lebih mendorong kita untuk berakhlak yang baik, serta beradab melainkan keimanan yang sempurna, karena seorang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya.

Dan Allah Azza wa jalla telah mengabarkan pada kita hakekat Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam melalui firmanNya:

قال الله تعالى: ﴿ فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ  ﴾  (سورة آل عمران 159)  .

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu".  (QS al-'Imran: 159).

 

       Jadi, keutamaan-keutamaan seperti inilah serta yang semisalnya, yang memacu dan memompa semangat kita untuk mencari keindahan akhlak dan menanamkan dalam sanubari kita, lalu menerapkannya dalam tingkah keseharian. Dengan didasari niat yang ikhlas karena mengharap wajah Allah, dan mencari keridhoanNya. Karena berbudi pekerti yang luhur merupakan salah satu dari bentuk ibadah yang agung serta amal sholeh yang paling mulia. Dijelaskan dalam sebuah hadits, "sesungguhnya seorang hamba akan mencapai tingkatan orang yang senantiasa berpuasa dan sholat malam dengan sebab mempunyai akhlak yang luhur", hal tersebut, sebagaimana yang ada dalam haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha yang dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah.

       Inilah keadaan hati-hati kita, sedangkan itulah terapi yang akan kita gunakan untuk mengobati penyakit yang ada di dalam hati kita. Hal ini, karena terdorong oleh mirisnya hati ini, tatkala melihat begitu banyaknya keluhan yang disampaikan oleh sebagian orang yang ada disekeliling kita, mereka mengadukan antara satu dengan yang lainnya,  seorang istri mengadu tentang buruknya perlakuan yang diterima dari suaminya, seorang murid merasa terdhalimi oleh peringai buruk gurunya, pengawai merasa selalu kena tegur dari pimpinan dan direkturnya, seorang pembantu merasa diperlakukan tidak manusiawi oleh majikannya, sampai kiranya teman karib merasa tidak selamat dari teman dekatnya.

        Oleh karena itu, saya mencoba mencari penawar apa yang mujarab untuk itu semua, sehingga muncullah embrio itu dalam bentuk tulisan ini. Yang mana risalah ini saya tujukan bagi setiap muslim dan muslimah, aku persembahkan untuk para pecinta kebaikan, bagi para pendidik, bagi semua pasutri, pegawai, serta bagi tiap muslim yang melancong keluar negeri, dan tiap orang yang mendambakan persahabatan dalam bungkus kecintaan di dalam masyarakat muslim.

       Saudaraku muslim, bersemangatlah untuk meraih budi pekerti yang luhur serta berhias dengannya yaitu dengan cara bersabar dan melatih serta menata jiwa. Itu yang pertama, adapun yang kedua adalah dengan cara mencari teman yang sholeh serta melihat dan membaca biografi para ulama yang penuh dengan keindahan akhlak mereka. Sedangkan yang ketiga, yaitu dengan membiasakan diri serta rutin membaca buku-buku yang berkaitan tentang keindahan akhlak, seperti diantaranya:

a.   Kitab 'Adabul Mufrad' oleh Imam Bukhari.

b.   Kitab 'Makaarimul Akhlak' karya Ibnu Abi Dunya dan karya al-Khara'ithi.

  1. c.    Serta buku-buku Syamaail dan Akhlak Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam.

d.   Adapun kitab kotemporer yang ditulis sekarang ini, menurut saya kitab yang paling bagus adalah yang ditulis oleh Syaikh Abdullah ar-Ruhaili yang berjudul 'al-Akhlaqul Fadhilah'. Sebuah kitab yang bagus.

e.   Masih kitab yang ditulis oleh ulama kotemporer adalah kitab 'Hadzihi Akhlaquna' karya al-Khazin Daar. Dan kitab 'Su'ul Khuluq' karya Muhammad al-Hamud. Dan yang lainnya masih sangat banyak.

 

       Maka bila anda ingin meraba dan sampai rabaan tersebut masuk kedalam hati, atau menginginkan yang lebih tinggi dari itu yaitu meraih keridhoan Dzat yang Maha Mengetahui perkara ghaib Subhanahu wa ta'ala, perhatikan dan terapkan ketiga perkara diawal tadi. Kemudian selanjutnya senantiasa banyak mendengar kajian yang berkaitan dengan masalah ini, berulang kali. Karena sesungguhnya ilmu itu dengan belajar, banyak minta pertolongan dari Allah dan banyak merendah serta berdo'a kepadaNya. Hal itu, seperti yang seringkali diucapkan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam do'anya, dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani; beliau berdo'a: "Sebagaimana Engaku telah memperbagusi rupaku maka perbagusilah akhlakKu". HR Ahmad dishahihkan oleh al-Albani.

         Demikian pula berdo'alah seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam do'anya;

قال النبي صلى الله عليه وسلم: (( اللهم إني أعوذ بك من منكرات الأخلاق والأعمال والأهواء )) [رواه الترمذي وهو صحيح]

 

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dariMu dari akhlak yang jelek serta amalan yang buruk dan mengikuti hawa nafsu".  HR at-Tirmidzi.[2]

 Lalu seringlah berdo'a dan ulangilah selalu do'a ini:

(( اللهم أهدني لأحسن الأخلاق لا يهدي لأحسنها إلا أنت, وأصرف عني سيئها لا يصرف عني سيئها إلا أنت)) [رواه مسلم]

"Ya Allah, berilah aku petunjuk agar mendapat akhlak yang bagus, tidak ada yang mampu memberi petunjuk kepadanya melainkan diriMu, dan palingkan dariku akhlak yang buruk, karena tidak ada yang mampu memalingkannya melainkan diriMu". HR Muslim.

Lihatlah pada manusia terbaik yang dipuji oleh Allah Ta'ala tentang ketinggian akhlaknya dalam firmanNya:

قال الله تعالى: ﴿ وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ﴾ . (سورة القلم : 4)  .

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung".  (QS al-Qalam: 4).

 

        Walapun demikian, Beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam selalu berdo'a dan merendahkan diri kepada Allah, memohon agar dimudahkan untuk memperbaiki akhlaknya serta diberi kemudahan berhias dengan akhlak yang indah, lantas bagaimana dengan saya dan kamu? Bahkan, bagaimana dengan keadaan kita seluruhnya? Sesungguhnya tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah Jalla wa 'ala.



[1] . HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu.

[2] . Hadits Shahih dikeluarkan oleh Tirmidzi.

Next article

Articles in the same category

Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day