1. Articles
  2. Lorong Hati
  3. RINGKASAN KAJIAN KITA

RINGKASAN KAJIAN KITA

Under category : Lorong Hati
2651 2013/02/07 2024/12/04

Pertama: Bukan maksud seorang muslim yang jujur dari interaksinya, berbudi pekerti yang baik serta berbuat kebajikan pada orang adalah untuk memperoleh hati mereka atau keridhoan makhluk. Bukan pula decak kagum, pujian dan sanjungan mereka.

Karena termasuk kelakuan yang sangat keji kalau sekiranya dia berhias dengan akhlak yang mulia, namun hanya sekedar ingin memperoleh hati orang. Jangan sampai ada orang yang menyangka seperti ini, tatkala pertama kali mendengar judul kajian kita ini.

 Namun tujuan kita selalu yaitu mencari ridho Allah Tabaraka wa ta'ala. Allah lah yang telah menurunkan al-Qur'an dan mengutus pembawa wahyu, dan pada dua pondasi tersebut akhlak dan adab bersandar. Barangsiapa yang mencari ridho Allah, maka Allah akan ridho atasnya, demikian pula manusia ridho kepadanya. Sehingga sanjungan orang serta kecintaan mereka kepadanya, tercipta dengan sebab semangatnya didalam menggali keridhoan Allah dan mengikhlaskan urusannya kepadaNya.

 Namun, sangat disesalkan, kalau hanya sedikit diantara mereka, yang bersemangat untuk mendapatkan hati orang lain, sambil menyebar rasa kasih sayang dan kecintaan serta menyatukan mereka diatas kecintaan karena Allah. Dan sebaliknya, banyak diantara mereka yang bersemangat untuk memperoleh hati dan kecintaan orang lain, hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan dunia, dan kemudahan dalam perkara yang dianggapnya penting.

Maka jenis usaha seperti ini sama dengan mengurbankan jiwa, menyembelih kehidupan bahkan bisa jadi orang seperti ini, tanpa sungkan akan menjual agamanya demi keuntungan dunia. Kita berlindung kepada Allah dari perbuatan seperti mereka.

Kedua: Apabila memang engkau belum memiliki ahlak yang baik, maka bersungguh-sungguhlah untuk mencarinya dan berhias dengannya sambil terus secara kontinyu menata jiwa serta memperbaikinya. Karena dirimu tidak akan mungkin bisa meraih akhlak sempurna tanpa usaha, dalam pepatah dikatakan; 'Orang yang tidak punya tidak mungkin bisa memberi'.

Jika dirimu telah berhasil dalam usahamu sekali atau dua kali, maka begitu cepat engkau rasakan perubahan dan pengalaman hati yang dia ciptakan, sehingga tidak bisa disembunyikan lagi keindahan, kebutuhan dan hajat padanya.

Adapun pendakian kita melalui jalan hati karena mempunyai tujuan utama yaitu Dzat yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib, kemudian agar kita menjadi orang yang pema'af, pengampun, berguna, sabar, bajik, manis dalam berucap, selalu berseri wajah, menjadikan orang yang jauh menjadi lebih dekat, musuh menjadi teman. Maka orang lain mencintai dirimu, sehingga siapa yang dicintai oleh manusia, dirinya akan mampu  mengusai hati mereka, yang berdampak pada sikap kebalikan yang mereka lakukan, kalau bukan itu tujuan kita, bagaimana mungkin kita bersikeras orang lain bisa menerima sedangkan dalam hati mereka keras dan sanubarinya mengingkari.

 Para pembaca yang budiman, kita tidak akan mungkin sanggup untuk menyelusup ke sanubari orang serta memperoleh ruang dalam hati-hati mereka melainkan dengan cara menyentuh hati mereka dengan kebajikan. Selalu berusaha mempergauli mereka dengan akhlak yang luhur. Maka, kita tidak akan mampu menguasi hati orang lain, lalu memaksa agar mereka mencintai kita, yang pada akhirnya engkau akan melihat akibat dan hasilnya.

 Oleh karenanya, siapa yang ingin dicintai orang lain hendaknya dirinya menguasai terlebih dahulu lubuk hatinya. Akan tetapi, bukan berarti dengan ini kita meninggalkan budaya saling menasehati dan mengingkari kesalahan mereka, serta tidak menyebut kesalahan dan perbuatan maksiat yang mereka lakukan.

Saudaraku..

 Perhatikan sebuah hadits yang menjelaskan kepada kita bagaimana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( إنكم لن تسعوا الناس بأموالكم, ولكن يسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخُلق ))  [أخرجه البزار بسند حسن من حديث أبي هريرة]

"Sesungguhnya kalian tidak akan sanggup menguasai orang lain dengan harta-harta kalian, namun kalian akan sanggup menguasai mereka dengan wajah yang berseri dan akhlak yang luhur". HR al-Bazzar dengan sanad hasan dari sahabat Abu Hurairah.

       Benar, terkadang salah seorang diantara kita tidak sanggup mengambil hati orang lain hanya dengan memberi harta atau mempunyai kedudukan. Kalaupun mampu mengambil muka mereka, tetap mereka akan berbuat sekenanya, bahkan bisa jadi mereka justru membenci dibelakang.  Berbeda dengan kamu, orang yang mempunyai akhlak maka dirinya mampu menguasai mereka dengan sebab akhlak yang baik, sehingga manusia menjadi menyukaimu, mengenal dengan kebaikan dan memuliakanmu, cukup hanya dengan mempergauli manusia dengan akhlak yang baik,  sebagaimana yang telah diwasiatkan oleh Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam kepada kita semua.

Perhatikan para salaf, Ibnu Mubarak pernah mengatakan: 'Yang dinamakan dengan akhlak yang baik adalah engkau bermanis muka, rela berkorban dengan senang memberi dan tidak berbuat jahat pada orang lain'.

 Sedangkan Imam Ahmad mengatakan: 'Akhlak yang baik yaitu engkau tidak emosian tidak mendendam pada orang lain'.

 Ada lagi yang mengatakan: 'Akhlak yang indah yaitu dengan rela berkorban, tidak mengganggu serta sabar terhadap keburukan orang lain'. Di katakan pula: 'Akhlak yang indah adalah membalas dengan lebih baik dan tidak menjahati orang lain'. Yang lain lagi mengatakan: 'Akhlak yang baik adalah engkau melepas segala tingkah laku yang jelek lalu menyematkan dengan kemulian'.

 Dan cukup dari itu semua, adalah sebuah sabda dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Kebaikan itu adalah akhlak yang baik". HR Muslim.

         Imam Ibnu Qoyim berkata mengomentari hadits diatas: 'Di dalam hadits ini menunjukan bahwa akhlak yang baik itu adalah agama secara keseluruhan, dan merupakan hakekat keimanan dan syari'at Islam, oleh karena itu, lawannya adalah perbuatan dosa'.

Ketiga: Jangan tertipu dengan akhlak baikmu manakala kamu dalam keadaan lapang, tapi, cobalah terapkan akhlak baik tersebut pada saat-saat dirimu dalam kesusahan atau ketika marah. Dan tunjukan pada tiap keadaan yang memang benar-benar sedang membutuhkan akhlak baik, sperti, mendahulukan orang lain, padahal kamu sedang membutuhkan sekali, dan bijak ketika sedang dilanda marah, serta bisa mema'afkan kesalahan untuk orang yang telah memberi alasannya. Adapun ketika sedang lapang maka tidak perlu dibanggakan dan disebut-sebut.

Keempat: Lihat pada lapangan, kenyataan yang ada pada manusia, apa yang kamu tidak suka dari mereka maka pertama kali yang merealisasikannya adalah dirimu, jauhi perbuatan tersebut. Karena sebagaimana engkau membencinya mereka juga sama tidak menyukainya kalau sekiranya perbuatan tersebut ada padamu.

 

Kelima: Tanyakan selalu pada dirimu, apakah kamu bagaikan pohon kurma yang selalu mengeluarkan bunga dan buahnya yang manis, atau justru dirimu bagaikan lalat yang selalu menghampiri sampah dan perkara yang menjijikan.

Keenam: Kisaran akhlak yang luhur semuanya ada didalam ayat-ayat Allah Ta'ala, karena itulah pondasi didalam membangun seni dalam bergaul dan berbuat baik bersama sesama. Seperti dalam salah satu firmanNya:

قال الله تعالى: ﴿ وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٞ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٞ ﴾  (سورة فصلت : 34) .

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia".  (QS Fushshilat: 34).

Namun pertanyaannya, apakah setiap orang dari kita bisa menterjemahkan makna ayat dalam keseharian kita? Saya kira tidak, karena Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam kelanjutan ayat diatas:

قال الله تعالى: ﴿ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٖ﴾ (سورة فصلت : 35 ).

"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar".  (QS Fushshilat: 35).

Dalam ayat lain Allah Ta'ala telah mengumpulkan makna budi pekerti yang luhur itu, Allah berfirman:

قال الله تعالى: ﴿ خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ﴾  (سورة الأعراف 199)

"Jadilah sngkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh".  (QS al-A'araf: 199).

Ketujuh: Hendaklah akhlak Islam tersebut selalu menyertaimu disetiap tempat dan waktu. Baik ketika bersama Rabbmu, bersama orang lain yang ada didalam rumah, kantor, dalam pasar, dengan orang yang engkau sukai atau benci, bersama anak kecil atau orang dewasa, apakah pemimpin atau yang dipimpin. Jadikan itu sebagai kepribadian aslimu pada setiap keadaan dan waktu, ketika engkau bergaul bersama orang yang ada disekitarmu.

Kedelapan: Akhlak yang luhur mempunyai empat syarat yang harus terpenuhi, yaitu: Sabar, pema'af, berani dan adil. Sebaliknya, akhlak yang buruk juga terbangun diatas empat pondasi, yaitu: Bodoh, dhalim, hawa nafsu dan emosi.

Sembilan: Ketika kita menuntut orang lain untuk berbudi pekerti yang luhur, jangan sampai kita lupakan bahwa mereka juga manusia yang seberapapun besarnya usaha yang mereka lakukan, tetap, ada saja sisi kekurangannya.

 Oleh karena itu, jangan menuntut orang lain sebagai teladan sempurna, apalagi terkhusus pada zaman kita sekarang ini, namun, lihatlah dirimu lalu kerjakan, pergauli manusia dengan baik sebagaimana dirimu senang mereka mempergauli dirimu dengan baik.

Sepuluh: Berkata Ibnu Muqafa' didalam kitabnya 'Adabush Shagir', sebuah kalimat yang sangat bagus, beliau mengatakan: 'Bagi orang yang cerdas, dirinya akan selalu mengoreksi kejelekannya didalam beragama, akhlak dan adabnya. Kemudian ia kumpulkan semua itu didalam hati atau dalam catatan harian, lantas perlihatkan pada sanubarimu, lalu kemudian bebani dia untuk memperbaikinya. Berilah tugas pada pribadimu untuk memperbaiki satu persatu kekurangan yang masih ada, bertahap, mulai dari sehari, sepekan atau satu bulan, setiap kali dia harus ada usaha untuk memperbaikinya. Dan ketika berhasil maka pantas dirinya untuk berbangga, untuk selanjutnya dia mengokohkan dalam kepribadiannya'.

 

Akhirnya kita berdo'a kepada Allah, Ya Allah berilah kami petunjuk untuk bisa mencapai akhlak yang mulia, karena tidak ada yang mampu menunjukinya melainkan diriMu. Dan palingkan kami dari akhlak yang jelek, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memalingkannya kecuali diriMu.

 Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Melihat dimanapun kami berada, dan Maha Mendengar ucapan kita, Engkau mengetahui segala perkara, baik yang kami nampakan maupun tersembunyi. Tidak ada yang menghalangiMu dari segala urusan kami. Sesungguhnya kami miskin, membutuhkan pertolongan dan bantuan, merindukan dan berharap, mengakui segala dosa dan kekurangan, kami memohon kepadaMu sebagaimana permohonannya orang yang miskin, kami bersimpuh kepadaMu seperti bersimpuhnya para pendosa dan berdo'a kepadaMu seperti do'anya orang yang takut, do'a yang khusyu' karena takut siksaMu, dengan merendahkan diri dan meneteskan air mata serta mengharap terkabulkan do'anya.

Ya Allah, perbaiki kerusakan yang ada dalam jiwa dan hati kami, ma'afkan segala kelemahan kami, dan bagusi akhlak-akhlak kami.

 Ya Allah, sungguh kami telah berbuat dhalim kepada hati-hati kami, dan telah banyak dosa yang kami perbuat, ampunilah dosa-dosa kami, karena tidak ada yang mampu mengampuni melainkan Engkau ya Allah yang Maha Penyayang lagi Pemurah. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Penyayang.

Ya Allah, jadikan kaum muslimin bersatu diatas panji tauhid, satukan hati mereka, ya Allah yang Maha Penyayang.

 Maha Suci Allah, kami memujiNya, kami bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah, kami meminta ampunan dan bertaubat kepadaNya.

Ya Allah, jadikan amalan ini ikhlas karena mengharap wajahMu yang mulia semata.

 

Previous article

Articles in the same category

Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day