Search
SEBAB-SEBAB YANG MENJADIKAN ORANG LALAI
- Ingin cepat-cepat melepaskan lelah (tidak mau gerak), santai.
Kebanyakan yang diinginkan oleh manusia dan yang banyak terjadi pada manusia pada zaman ini adalah terburu-burunya mereka untuk meletakkan badan (tidak mau gerak, ingin santai terus menerus) dan terlalu memanjakan badan mereka baik pada waktu siang maupun malam harinya, inilah kebiasaan yang biasa dilakukan dalam keseharian mereka. Sehingga mereka tidak tahu bahwa santainya badan yang mereka cari akan menyebabkan kerugian bahkan kelelahan (hati) tanpa mereka sadari. Maka sesungguhnya santai dengan sambil memanjakan badan yang hakiki hanya ada pada kelelahan diri dengan mengerjakan fadhail amalan-amalan yang akan menambah kekautan Imaniyah serta menerapkan serta mengamalkan akhlak-akhlak Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:
Wahai orang yang letih untuk memanjakan diri
Engkau telah memanjakannya dengan kerugianmu
Lihatlah rohmu dan sempurnakan dengan kemuliaannya
Sesungguhnya nilai manusia ada pada rohmu bukan dengan badanmu
Bersemangat (yang berlebihan) untuk menggapai kelezatan dunia.
Sesungguhnya semangat yang berlebihan dan dorongan yang sangat kuat agar dapat menikmati kelezatan dunia dan isinya adalah salah satu sebab dari sebab-sebab seseorang lalai dari Allah Ta'ala dan negeri akhirat dalam kehidupannya, maka sebab utamanya adalah menyia-yiakan kewajiban yang telah di bebankan kepadanya sebagai makhluk yang di ciptakan untuk ibadah dan bergelimangnya dalam kemunkaran serta kemaksiatan dan hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
كَذَلِكَ فِي الدُّنْيَا تَعِيشُ البَهَائِمُ
Wahai diri yang telah tertipu, harimu hanya diisi dengan kelalaian
Sedangkan malammu hanya diisi dengan tidur panjang
Kamupun merasa letih, dan itu kamu benci ketika tidak mendapatkannya
Demikianlah hidupnya para binatang ternak didunia [1]
Mereka begitu bersemangat untuk bisa mendapatkan kelezatan dunia dengan segala macam bentuk dan jenisnya. Dan selalu berusaha agar mendapatkannya sampai-sampai hatinya mati (tidak bisa merasakan iman) dan lalai dari mengingat Allah Ta'ala dan pertemuanNya nanti pada hari kiamat sebagaimana yang telah Allah janjikan kepada makhlukNya.
Hilangnya perasaan bersalah ketika melakukan perbuatan maksiat dan dosa.
Pada hakekatnya orang-orang yang telah terjatuh dalam kelalaian sesungguhnya mereka telah mati perasaan dan hilangnya rasa bersalah bilamana mereka melakukan perbuatan dosa, dan ini kebanyakan yang terjadi dikalangan mereka orang-orang yang lalai, bahkan sampai ada di antara mereka yang beranggapan masih dalam kebaikan yang berkecukupan tidak merasa terkurangi sedikitpun, kemudian mereka dikejutkan ketika dibuka tabir penutup dosa pada hari perhitungan nanti.
Duhai kalau sekiranya manusia mengetahui
kenapa mereka diciptakan, tentu mereka tidak akan lalai
Mereka diciptakan, kalau mau merenunginya
Dengan mata hati tidaklah mereka menyia-yiakan
Adanya kematian, kubur lalu di giring ke padang masyhar
Membawa kehinaan dengan tulang yang berserakan
Mengikuti hawa nafsu.
Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu akan mengantarkan kepada kelalain, lalai kepada Allah Azza wa jalla dan kampung akhirat. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ ٤٠ فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ} [النازعات: 40، 41]
"Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)". QS an-Nazi'at: 40-41.
Dan Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjadikan para pengekor hawa nafsu sebagai penentang kebenaran, dan dimasukan kedalam golongan orang-orang yang menentang kebenaran, hal itu sebagaimana yang difirmankan dalam firmanNya:
قال الله تعالى: {يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦} [ص: 26]
"Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan". QS Shaad: 26.
Dari sini bisa kita ketahui bahwa orang-orang yang mengekor hawa nafsunya adalah orang-orang yang telah memilih jalan menuju kelengahan, lalai dari Allah Ta'ala dan akhirat, maka seorang manusia dituntut untuk menjauhi hawa nafsunya sehingga dia bisa selamat dari golongan para pengekor hawa nafsu.
Sibuk dengan pekerjaanya.
Tidak diragukan lagi bahwa seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga maka ia diperintahkan supaya mau bekerja dan mencari rizki yang halal untuk keluarganya, baik bekerjanya itu dengan cara berdagang atau yang lainnya, hal itu bertujuan guna mencukupi kebutuhan hidup dirinya, keluarganya serta orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Akan tetapi suatu kesalahan yang sangat fatal apabila pekerjaan ini berubah atau berdagangnya tersebut berubah menjadi sebab dari sebab-sebab kelengahan dirinya dari mengingat Allah Ta'ala dan negeri akhirat. Sehingga pekerjaannya menjadi tujuan utama yang menyibukan dirinya, lalai akan Allah Azza wa jalla.
Sedangkan orang-orang yang beriman memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah bahwasannya mereka tidak lalai dari Allah Subahanhu wa ta'ala dengan sebab perdagangan dan pekerjaan. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {فِي بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ ٣٦ رِجَالٞ لَّا تُلۡهِيهِمۡ تِجَٰرَةٞ وَلَا بَيۡعٌ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ يَخَافُونَ يَوۡمٗا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلۡقُلُوبُ وَٱلۡأَبۡصَٰرُ ٣٧} [النور: 36، 37]
"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang". QS an-Nuur: 36-37.
- Permainan dan olah raga.
Ini adalah salah satu penyebab terbesar dari lalainya seseorang oleh karena itu Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan agar tidak tenggelam didalam permainan yang mana sudah ada pada zamannya, dan beliau jelaskan bahwa hal tersebut adalah penyebab dari kelalaian.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhoi keduanya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang tinggal dipegunungan maka (sikapnya) menjadi keras (tidak paham sopan santun.pent), siapa yang mengikuti (sibuk) dengan hewan buruan maka dia (akan) lalai, dan barangsiapa yang senang mendatangi pintu penguasa (suka menjilat) maka dia akan terkena fitnah". HR Abu Dawud no: 2859 di shahihkan oleh al-Albani.
Al-Hafidhz Ibnu Hajar mengatakan: "Dalam hadits ada kemungkinan (maksudnya) adalah bagi orang yang terbiasa (sehari-harinya) melakukan hal tersebut sehingga dia tersibukkan dari perbuatan yang lain dari kewajiban dan amalan-amalan keagamaan lainnya".[2]
Barangsiapa yang sudah terbiasa tersibukan dengan sebuah permainan atau olah raga, sehingga yang terlintas dalam fikirannya adalah perbuatan tersebut maka sungguh hatinya akan lalai, lupa untuk mengerjakan sholat, lalai tidak mengingat Allah, lengah kepada ketaatan, enggan untuk membiasakan dirinya sholat secara jama'ah di masjid serta keburukan yang lainnya.
Jika dalam hadits diatas dijelaskan bahwa hanya sekedar mengikuti (mengejar) hewan buruan saja akan mengantarkan kepada kelalaian, yang mana kita ketahui bersama bahwa dalam berburu ada kebaikan yang bisa didapatkan yaitu bisa untuk memperkuat badan, membuat badan menjadi sehat, kuat sehingga bisa membantu untuk persiapan jihad, lantas bagaimana kiranya dengan permainan-permainan elektronik?! Tentu madharat serta keburukan yang dihasilkan lebih besar serta larangannya pun lebih keras lagi, karena akan mengantarkan seseorang lalai akan Allah Ta'ala dan negeri akhirat.
Sungguh permainan elektronik dengan segala macam bentuknya, yang ada pada zaman kita kali ini adalah termasuk sebab terbesar menjadikan seseorang menjadi lalai, di karenakan semua itu adalah perbuatan sia-sia yang paling banyak menghabiskan waktu yang tiada menghasilkan manfaat. Dan tidaklah ada alat permainan yang baru melainkan sebuah sarana yang akan menjadikan hati tersebut hidup dalam kelalaian selama-lamanya. Dengan sebab permainan elektronik ini akan banyak sekali waktu yang terbuang sia-sia, menghancurkan umur tanpa memberikan faidah yang berarti.
Adapun perusahaan maka yang mereka lakukan adalah berusaha saling bersaing untuk bisa memenuhi persaingan pasar, lantas seberapa besar kerusakan yang ada pada permainan ini?! Berapa besar waktu yang terbuang dari umur yang dimiliki oleh anak-anak kita dan para pemuda kita?!
Ketika sudah asyik dengan sebuah permainan, baik dengan alat elektronik yang baru maka dia tidak hanya menghabiskan waktunya satu jam namun bisa berjam-jam yang dia habiskan bahkan ada yang sampai satu hari penuh diisi dengan bermain, dengan alat yang memabukan ini. Yang lebih parah lagi sampai hari-harinya diisi dengan alat ini. Dan sesungguhnya permainan elektronik yang baru tidak membikin cepat bosan dalam satu jam atau dua jam, namun dia seperti bius yang membius orang yang sudah terbiasa dengan permainan elektronik.
Karena biasanya sebuah permainan apapun jenisnya, biasanya untuk bisa mencapai puncak permainan tersebut bukan hanya cukup sekedar bermain sekali atau dua kali namun bagi yang biasa memainkan permainan tersebut dia harus terus menerus bermain sampai bisa mencapai puncaknya. Dan jika dia telah mampu menaklukan permainan pertama maka dipasar sudah ada menunggu episode yang kedua dan ketiga begitu seterusnya sampai dia seperti candu yang tidak bisa dihentikan. Tatkala telah selesai satu kaset maka yang lainnya sudah ada menunggu sebagai kelanjutan yang pertama, dan jika telah selesai satu permainan maka ada permainan yang baru, begitu seterusnya tanpa ada hentinya.
Dan sebab manusia terbius dengan jenis permainan elektronik ini adalah dikarenakan derasnya tayangan dari sebagian televisi yang menayangkan serta mengiklankan jenis-jenis permainan sehingga ada salah satu chanel televisi yang khusus menayangkan serta menawarkan jenis permainan tertentu.
Adapun yang menjadi pertanyaan adalah apa yang bisa diambil manfaatnya oleh anak-anak kita dengan permainan elektronika tersebut?
Sesungguhnya anak-anak kita tidak bisa mengambil manfaat apa-apa kecuali hanya tegangnya urat syaraf, jari-jemarinya yang rusak dikarenakan terlalu seringnya memencet tombol, lemahnya penglihatan, dan fikiran mereka, ditambah lagi dengan lalai dari waktu dan segalanya dikarenakan lamanya mereka duduk didepan layar dengan waktu yang sangat lama.
Duhai sekiranya kalau hanya perkaranya sampai disitu bahkan ada sebagian permainan yang lebih parah yang sudah menanamkan kesyirikan, dengan tidak langsung telah menanamkan rasa cinta kepada kesyirikan dan pelakunya dihati anak-anak kita.
Ada sebuah kisah nyata diceritakan bahwa ada salah seorang ibu yang melarang anaknya yang masih kecil agar tidak terus menerus bermain dengan permainan elektronik tersebut, namun ibunya dikejutkan dengan perkataannya, sambil berteriak anak itu mengatakan: "Tinggalkan saya bermain! Saya berjanji tidak akan masuk kegereja lagi?!.
Maka ibunya tersebut terkejut dengan perkataanya! Apa kaitannya gereja dengan permainan ini?! Dan ketika dilihat maka terbongkarlah bahwa dalam permainan tersebut jika tokoh yang ada dalam permainan itu sudah lemah atau turun derajatnya maka dia langsung masuk ke geraja agar menjadi kuat dan naik lagi derajatnya dan kembali sehat seperti sedia kala sehingga bisa meneruskan permainan kembali.
Apakah kita akan menyepelekan urusan ini setelah kejadian dan bukti yang konkrit tentang permainan ini akan masa depan anak-anak kita!!.
Betapa banyak sebab dan madharat (kerusakan) dari alat permainan ini yang menjadikan terbuang sholat lima waktu yang berturut-turut atas mereka?!
Betapa banyak waktu serta umur mereka yang hilang begitu saja tanpa adanya dzikir kepada Allah Azza wa jalla dan kesibukan dalam ketaatan kepadaNya?!.
Tidakkah kita ketahui bersama bahwa alat-alat permainan ini akan menyibukan anak-anak kita dari menghafal al-Qur'an?!. Dan juga akan menjadikan mereka sibuk dengannya sehingga tidak lagi peduli dengan yang namanya berbakti serta patuh kepada orang tua?!.
Bahkan yang lebih menakjubkan lagi dari itu bahwa alat-alat permainan tersebut akan menjadikan mereka lupa untuk makan dikarenakan sibuknya dengan permainan, sedangkan makanan adalah kebutuhan pokok mereka untuk pertumbuhan dan kesehatan!!.Ingin menghibur diri (memanjakan diri) dan gaya hidup yang mewah.
Pada zaman sekarang gaya hidup yang mewah serta keinginan untuk selalu menyenangkan diri dapat terwujud dengan banyaknya tempat-tempat untuk bertamasya dan berekreasi yang kebanyakan dibuat dengan teknologi yang modern dan canggih yang semua itu menjadikan manusia diatas kelalaian yang besar.
Dan gaya hidup mewah tersebut mencakup jalan-jalan keluar negeri, makan dilestoran yang mewah, makan dengan segala macam jenis makanan yang ada, yang sekarang sudah menjadi kebiasaan orang-orang mewah sehingga mereka habis waktunya hanya untuk sekedar menghidangkan serta menikmatinya.
Lihatlah kepasar serta supermarket bagaimana sibuknya manusia didalam mencari bahan untuk makan sehari-hari, mereka datang untuk membeli kebutuhan bahan pokok yang diinginkan tersebut.
Lebih condong kedunia.
Tidak diragukan lagi bahwa termasuk penyebab seseorang menjadi lalai adalah cintanya ia kepada dunia dan condongnya hati kepada dunia, dikarenakan hal itu akan mengantarkan seseorang untuk melupakan introspeksi diri, enggan untuk mengoreksi apa yang semua telah dilakukan, menjadikan seseorang panjang angan-angannya mengharap kesenangan dan kemewahan yang terus menerus dan menjadikan enggan untuk bertaubat.
Kalau sekiranya ia keluarkan dalam hatinya kecintaan kepada dunia tidaklah mungkin ia akan lalai dari Allah Ta'ala dan kampung akhirat, dan ia akan mengetahui bahwa dunia adalah tempat persinggahan bukan tempat untuk tinggal yang kekal, semuanya bisa didapat ketika dia mau melepas semua syahwatnya dan kemewahan hidup.
Bergaul dengan orang-orang yang lalai.
Bergaul dengan orang-orang yang lalai adalah termasuk sebab terbesar menjadikan seseorang ikut menjadi lalai, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam al-Qur'an:
قال الله تعالى: {وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا ٢٨} [الكهف: 28]
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". QS al-Kahfi: 28.
Allah Ta'ala juga berfirman:
قال الله تعالى: {وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ نَسُواْ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمۡ أَنفُسَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١٩} [الحشر: 19]
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik". QS al-Hasyr: 19.
Syaikh as-Sa'di mengatakan dalam tafsirnya akan ayat diatas: "kecelakaan sungguh celaka bagi seorang hamba (untuk tidak mengetahui) tentang perkara ini, sehingga ia menyerupai dengan orang-orang yang lupa dengan Allah dan lalai dari mengingatNya serta enggan mengerjakan apa yang sudah menjadi kewajibannya, mereka hanya berharap dengan nasib yang baik atas mereka dan hawa nafsunya namun mereka tidak mungkin berhasil tidak pula akan tercapai apa yang diharapkannya, tapi yang terjadi adalah Allah akan melupakan mereka apa yang menjadi kebutuhan serta keinginan mereka, melalaikan mereka, maka perkaranya menjadi melampaui batas, sehingga mereka kembali dalam keadaan merugi dunia akhirat dan dalam keadaan mendzalimi diri mereka yang tidak mungkin mereka dapati, tidak ada penggantinya dikarenakan mereka adalah orang-orang yang fasik, orang yang telah keluar dari ketaatan kepada Rabbnya serta menghabiskan umurnya didalam perbuatan maksiat, lalu apakah sama keadaannya dengan orang yang selalu menjaga ketakwaan kepada Allah Ta'ala serta memperhatikan apa yang akan dilakukan untuk hari esok, maka merekalah orang-orang yang pantas untuk mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan dan kehidupan yang selamat, akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang telah Allah beri nikmat atas mereka dari para Nabi dan orang-orang yang jujur, para syuhada, serta orang-orang yang sholeh. Dan siapa yang lalai dari mengingat Allah, melupakan hak-hakNya, maka sengsaralah ia didunia sedangkan di akhirat nanti ia berhak untuk mendapat adzabNya yang pedih. Maka golongan yang pertama adalah golongan yang beruntung adapun golongan yang kedua adalah golongan yang merugi".[3]
Terlalu banyak mengerjakan hal-hal yang mubah.
Kelalaian bisa terjadi dengan terlalu banyak mengerjakan dan menyibukan dengan hal-hal yang mubah karena hal tersebut akan menjadikan hati menjadi keras.
Dan perhatikanlah keadaan manusia pada zaman sekarang, maka akan engkau dapati bahwa kebanyakan yang menjadi kesungguhan mereka adalah pada hal-hal yang mubah yang semua itu akan menjadikan mereka lalai dari Allah Azza wa jalla dan negeri akhirat.
Apa yang akan terjadi bagi seseorang yang bolos dari tempat kerja sepanjang hari lalu keluar untuk makan siang yang di ikuti setelah dengan tidur siang, dan jika terbangun lantas pergi ke istirahat (vila) nya, atau pergi berlibur ke tempat rekreasi bersama dengan teman-temannya atau bersama keluarganya sampai hari pergi sedangkan ia hanya sibuk dengan perkara-perkara mubah seperti ini.
Kehidupan semacam apakah ini?!, lantas apa yang bisa diharapkan bagi orang yang kehidupannya seperti ini dalam kesehariannya?!.