Search
Nasab Nabi Musa 'alaihi sallam
Beliau adalah Musa bin Imran bin Yashar bin Qahits bin Lawi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim[1]. Ada yang mengatakan, Musa bin Imran bin Qahits bin Azir bin Lawi[2]. Ada pula yang mengatakan, Musa bin Imran bin Lahib bin Azir bin Lawi[3].
Dan Allah mengkisahkan tengan Musa didalam firmanNya:
﴿ وَٱذۡكُرۡ فِي ٱلۡكِتَٰبِ مُوسَىٰٓۚ إِنَّهُۥ كَانَ مُخۡلَصٗا وَكَانَ رَسُولٗا نَّبِيّٗا ٥١ وَنَٰدَيۡنَٰهُ مِن جَانِبِ ٱلطُّورِ ٱلۡأَيۡمَنِ وَقَرَّبۡنَٰهُ نَجِيّٗا ٥٢ وَوَهَبۡنَا لَهُۥ مِن رَّحۡمَتِنَآ أَخَاهُ هَٰرُونَ نَبِيّٗا ٥٣ ﴾ [ مريم: 51-53 ]
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang Rasul dan Nabi. dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia bermunajat (kepada Kami). Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang Nabi". (QS Maryam: 51-53).
Allah ta'ala telah menyebut kisah beliau dalam al-Qur'an diberbagai tempat, baik dengan menceritakan secara panjang lebar atau secara ringkas, dan Allah azza wa jalla menampilkan secara jelas peristiwa demi peristiwa yang beliau alami bersama musuh besar Allah yang memiliki julukan Fir'aun mulai dari perdebatan yang terjadi diantara keduanya atau diskusi diantara mereka berdua, serta kisah bagaimana Musa menyeru dia kepada Allah azza wa jalla, dan akhir dari jawaban Fir'aun kepada beliau 'alaihi sholatu wa sallam.
Adapun Fir'aun ini maka disebutkan dalam buku-buku sejarah, namanya adalah Qabus bin Yusuf al-Awal yakni Mush'ab. Manakala nabi Musa diangkat menjadi Rasul diketahui kalau Qabus bin Mush'ab ini telah meninggal. Selanjutnya raja Mesir digantikan oleh saudaranya yang bernama Walid bin Mush'ab, dialah Fir'aun yang paling bengis, kejam dan jelek perangainya. Dan dia meminta supaya dia dan saudaranya diberi risalah[4]. Ada ulama yang mengatakan kalau Walid bin Mush'ab ini menikah dengan Asiyah binti Muzahim setelah kematian suaminya yang notabene masih saudaranya yakni Qabus bin Mush'ab.
Sedangkan nama orang tua nabi Musa 'alaihi sallam ialah Imran, dan umur Imran ini adalah seratus tiga puluh tujuh tahun, ketika Musa lahir maka usianya ketika itu delapan puluh tahun.
Maksud dari penjelasan ini ialah menerangkan kalau nabi Musa 'alaihi sallam itu di utus kepada Fir'aun bersama saudaranya Harun[5].
Berkata Ibnu Ishaq, "Allah ta'ala mengambil nyawanya nabi Yusuf 'alaihi salla. Selanjutnya raja yang hidup sezaman dengan beliau juga meninggal, yang bernama Rayan bin al-Walid, kemudian kerajaanya diwarisi oleh raja-raja dari dinasti Fir'aun.
Kemudian Allah menjadikan keturunan Bani Israil menyebar luas, dan keadaan mereka senantiasa berada dibawah kekuasaan dinasti Fir'aun, kemudian mereka saat itu masih berada diatas agama yang lurus yaitu agama yang dipegang oleh nabi Yusuf, Ya'qub, Ishak dan Ibrahim, serta berada dalam syariat Islam dan berpegang teguh dengannya.
Hingga sampai pada masanya Fir'aun yang sezaman dengan nabi Musa 'alaihi sallam, dimana belum pernah dijumpai sebelumnya ada raja dari dinasti Fir'aun yang lebih kafir kepada Allah tidak pula yang lebih didengar ucapannya dan paling lama kekuasaannya dari pada dia.
Dan nama raja tersebut ialah al-Walid bin Mush'ab, yang mana belum ada sebelumnya Fir'aun yang lebih kejam dan lebih keras hatinya dari pada dia, serta yang paling buruk perlakuannya terhadap Bani Israil, dirinya menyiksa mereka, dan menjadikan sebagai pekerja paksa dan budak. Mereka dipilah-pilah untuk dipekerjakan, ada sekelompok yang dipekerjakan untuk menjadi tukang bangunan, ada yang membajak sawah, ada pula yang bercocok tanam untuk raja tersebut, intinya tugas mereka hanya bekerja saja.
Dan bagi siapa saja dikalangan Bani Israil yang tidak mau bekerja untuknya maka wajib bagi dirinya membayar upeti kepada raja tadi, dia telah berlaku sewenang-wenang, sebagaimana dikisahkan oleh Allah ta'ala didalam firmanNya kalau dia akan menyiksanya, tapi, biarpun kondisinya tertekan seperti itu mereka tetap berada diatas agamanya dan tidak ingin bertikai dan berpecah belah, dimana mereka menikahkan seorang wanita dari kalangan mereka kepada raja tersebut yang bernama Asiyah binti Muzahim, seorang wanita pilihan, raja tersebut tetap berkuasa atas mereka dan mereka tunduk dibawah kekuasaanya hingga rentan waktu yang cukup lama dengan kondisinya yang selalu diperlakukan sewenang-wenang, maka tatkala Allah ingin mengakhiri kesengsaraan mereka, Allah mengangkat Musa untuk mengemban tugas risalah[6], seperti dikisahkan oleh Allah dalam firmanNya, Allah menyeru Musa:
﴿ فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِيَ مِن شَٰطِيِٕ ٱلۡوَادِ ٱلۡأَيۡمَنِ فِي ٱلۡبُقۡعَةِ ٱلۡمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّيٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٣٠ ﴾ [ القصص: 30 ]
"Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam". (QS al-Qashash: 30).
Maka turunlah wahyu disaat itu, seperti yang Allah nukil didalam firmanNya:
﴿ فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِيَ يَٰمُوسَىٰٓ ١١ إِنِّيٓ أَنَا۠ رَبُّكَ فَٱخۡلَعۡ نَعۡلَيۡكَ إِنَّكَ بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوٗى ١٢ وَأَنَا ٱخۡتَرۡتُكَ فَٱسۡتَمِعۡ لِمَا يُوحَىٰٓ ١٣ إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ ١٤ إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخۡفِيهَا لِتُجۡزَىٰ كُلُّ نَفۡسِۢ بِمَا تَسۡعَىٰ ١٥ فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنۡهَا مَن لَّا يُؤۡمِنُ بِهَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ فَتَرۡدَىٰ ١٦ ﴾ [ طه: 11-16 ]
"Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa". (QS Thahaa: 11-16).
Kemudian ketika Allah azza wa jalla ingin mengujinya, sebelum diberi mukjizat dan di suruh untuk mendatangi Fir'aun maka Allah bertanya pada Musa perihal tongkat yang berada ditangan kanannya, selanjutnya Allah mengkisahkan kejadian tersebut didalam firmanNya:
﴿ وَمَا تِلۡكَ بِيَمِينِكَ يَٰمُوسَىٰ ١٧ قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّؤُاْ عَلَيۡهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مََٔارِبُ أُخۡرَىٰ ١٨ قَالَ أَلۡقِهَا يَٰمُوسَىٰ ١٩ فَأَلۡقَىٰهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٞ تَسۡعَىٰ ٢٠ قَالَ خُذۡهَا وَلَا تَخَفۡۖ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا ٱلۡأُولَىٰ ٢١ وَٱضۡمُمۡ يَدَكَ إِلَىٰ جَنَاحِكَ تَخۡرُجۡ بَيۡضَآءَ مِنۡ غَيۡرِ سُوٓءٍ ءَايَةً أُخۡرَىٰ ٢٢ لِنُرِيَكَ مِنۡ ءَايَٰتِنَا ٱلۡكُبۡرَى ٢٣ ٱذۡهَبۡ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ٢٤ ﴾ [ طه: 18-24 ]
"Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? Musa menjawab: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, Hai Musa!" lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar, Pergilah kepada Fir'aun; Sesungguhnya ia telah melampaui batas". (QS Thahaa: 17-24).
Kemudian nabi Musa mengemukakan alasan kepada Allah, sebagaimana direkam oleh Allah dalam firmanNya:
﴿ قَالَ رَبِّ إِنِّي قَتَلۡتُ مِنۡهُمۡ نَفۡسٗا فَأَخَافُ أَن يَقۡتُلُونِ ٣٣ وَأَخِي هَٰرُونُ هُوَ أَفۡصَحُ مِنِّي لِسَانٗا فَأَرۡسِلۡهُ مَعِيَ رِدۡءٗا يُصَدِّقُنِيٓۖ إِنِّيٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ ٣٤ قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجۡعَلُ لَكُمَا سُلۡطَٰنٗا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيۡكُمَا بَِٔايَٰتِنَآۚ أَنتُمَا وَمَنِ ٱتَّبَعَكُمَا ٱلۡغَٰلِبُونَ ٣٥ ﴾ [ القصص: 33-35 ]
"Musa berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku". Allah berfirman: "Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang". (QS al-Qashash: 33-35).
Selanjutnya Allah mengkisahkan kejadikan mereka berdua secara panjang lebar manakala keduanya mendatangi Fir'aun:
﴿ فَأۡتِيَا فِرۡعَوۡنَ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦ أَنۡ أَرۡسِلۡ مَعَنَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ١٧ قَالَ أَلَمۡ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدٗا وَلَبِثۡتَ فِينَا مِنۡ عُمُرِكَ سِنِينَ ١٨ وَفَعَلۡتَ فَعۡلَتَكَ ٱلَّتِي فَعَلۡتَ وَأَنتَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ١٩ قَالَ فَعَلۡتُهَآ إِذٗا وَأَنَا۠ مِنَ ٱلضَّآلِّينَ ٢٠ فَفَرَرۡتُ مِنكُمۡ لَمَّا خِفۡتُكُمۡ فَوَهَبَ لِي رَبِّي حُكۡمٗا وَجَعَلَنِي مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ٢١ وَتِلۡكَ نِعۡمَةٞ تَمُنُّهَا عَلَيَّ أَنۡ عَبَّدتَّ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٢٢ قَالَ فِرۡعَوۡنُ وَمَا رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٣ قَالَ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ٢٤ قَالَ لِمَنۡ حَوۡلَهُۥٓ أَلَا تَسۡتَمِعُونَ ٢٥ قَالَ رَبُّكُمۡ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ ٢٦ قَالَ إِنَّ رَسُولَكُمُ ٱلَّذِيٓ أُرۡسِلَ إِلَيۡكُمۡ لَمَجۡنُونٞ ٢٧ قَالَ رَبُّ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ ٢٨ قَالَ لَئِنِ ٱتَّخَذۡتَ إِلَٰهًا غَيۡرِي لَأَجۡعَلَنَّكَ مِنَ ٱلۡمَسۡجُونِينَ ٢٩ قَالَ أَوَلَوۡ جِئۡتُكَ بِشَيۡءٖ مُّبِينٖ ٣٠ قَالَ فَأۡتِ بِهِۦٓ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ٣١ فَأَلۡقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعۡبَانٞ مُّبِينٞ ٣٢ وَنَزَعَ يَدَهُۥ فَإِذَا هِيَ بَيۡضَآءُ لِلنَّٰظِرِينَ ٣٣ قَالَ لِلۡمَلَإِ حَوۡلَهُۥٓ إِنَّ هَٰذَا لَسَٰحِرٌ عَلِيمٞ ٣٤ يُرِيدُ أَن يُخۡرِجَكُم مِّنۡ أَرۡضِكُم بِسِحۡرِهِۦ فَمَاذَا تَأۡمُرُونَ ٣٥ قَالُوٓاْ أَرۡجِهۡ وَأَخَاهُ وَٱبۡعَثۡ فِي ٱلۡمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ٣٦ يَأۡتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٖ ٣٧ فَجُمِعَ ٱلسَّحَرَةُ لِمِيقَٰتِ يَوۡمٖ مَّعۡلُومٖ ٣٨ وَقِيلَ لِلنَّاسِ هَلۡ أَنتُم مُّجۡتَمِعُونَ ٣٩ لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ ٱلسَّحَرَةَ إِن كَانُواْ هُمُ ٱلۡغَٰلِبِينَ ٤٠ ﴾ [ الشعراء: 16-40 ]
"Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan Katakanlah olehmu: "Sesungguhnya Kami adalah Rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami". Fir'aun menjawab: "Bukankah Kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna. Berkata Musa: "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil". Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya". berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?" Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu". Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila". Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal". Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". Musa berkata: "Dan apakah (kamu akan melakukan itu) Kendatipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata ?" Fir'aun berkata: "Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk orang-orang yang benar". Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata. dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), Maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya. Fir'aun berkata kepada pembesar-pembesar yang berada sekelilingnya: Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai, ia hendak mengusir kamu dari negerimu sendiri dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kamu anjurkan?" Mereka menjawab: "Tundalah (urusan) dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (ahli sihir), niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu". lalu dikumpulkan ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan di hari yang ma'lum, dan dikatakan kepada orang banyak: "Berkumpullah kamu sekalian. semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang". (QS asy-Syu'araa': 16-40).
Kemudian setelah tukang sihir datang untuk menantang nabi Musa 'alaihi sallam, maka mereka menyeru kepadanya, sebagaimana direkam oleh Allah didalam firmanNya:
﴿ قَالُواْ يَٰمُوسَىٰٓ إِمَّآ أَن تُلۡقِيَ وَإِمَّآ أَن نَّكُونَ نَحۡنُ ٱلۡمُلۡقِينَ ١١٥ قَالَ أَلۡقُواْۖ فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ سَحَرُوٓاْ أَعۡيُنَ ٱلنَّاسِ وَٱسۡتَرۡهَبُوهُمۡ وَجَآءُو بِسِحۡرٍ عَظِيمٖ ١١٦ ﴾ [الأعراف: 15-16 ]
"Ahli-ahli sihir berkata: "Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?" Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (mena'jubkan)". (QS al-A'raaf: 115-116).
Setelah itu, nabi Musa 'alaihi sallam melempar tongkat yang berada ditangannya, seperti yang Allah terangkan dalam firmanNya:
﴿ فَأَلۡقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلۡقَفُ مَا يَأۡفِكُونَ ٤٥ فَأُلۡقِيَ ٱلسَّحَرَةُ سَٰجِدِينَ ٤٦ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٤٧﴾ [ الشعراء: 45-47 ]
"Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu. Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah), mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam". (QS asy-Syu'araa': 45-47).
Kemudian Allah menurunkan wahyu yang menyuruh nabiNya untuk membawa pergi kaumnya, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:
﴿ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنۡ أَسۡرِ بِعِبَادِيٓ إِنَّكُم مُّتَّبَعُونَ ٥٢ ﴾ [ الشعراء: 52 ]
"Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli". (QS asy-Syu'araa': 52).
Selanjutnya mereka menemui jalan buntu ketika bertemu dengan lautan yang sangat luas didepan mata, seperti yang Allah kisahkan dalam firmanNya:
﴿ وَٱتۡرُكِ ٱلۡبَحۡرَ رَهۡوًاۖ إِنَّهُمۡ جُندٞ مُّغۡرَقُونَ ٢٤ ﴾ [ الدخان: 24 ]
"Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah.Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan". (QS ad-Dukhaan: 24).
Dan akhirnya Allah menyelamatkan mereka, sebagaimana dijelaskan oleh Allah didalam firmanNya:
﴿ وَأَنجَيۡنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجۡمَعِينَ ٦٥ ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٦ ﴾ [ الشعراء: 65-66 ]
"Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu". (QS asy-Syu'araa': 65-66).
Dengan ini berakhirlah kekejaman Fir'aun, akan tetapi, Bani Israil masih saja berada dalam kedurhakaan kepada nabinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah ta'ala didalam firmanNya:
﴿ وَجَٰوَزۡنَا بِبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡبَحۡرَ فَأَتَوۡاْ عَلَىٰ قَوۡمٖ يَعۡكُفُونَ عَلَىٰٓ أَصۡنَامٖ لَّهُمۡۚ قَالُواْ يَٰمُوسَى ٱجۡعَل لَّنَآ إِلَٰهٗا كَمَا لَهُمۡ ءَالِهَةٞۚ قَالَ إِنَّكُمۡ قَوۡمٞ تَجۡهَلُونَ ١٣٨﴾ [الأعراف: 138 ]
"Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, Maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk Kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". (QS al-A'raaf: 138).
Bukan hanya sampai disini saja kelancangan mereka, tatkala mereka ditinggal nabi Musa 'alaihi sallam untuk mengambil wahyu, dan berbicara langsung bersama Rabbnya, mereka mulai beribadah kepada kepala patung anak sapi yang dibuat oleh Samiri, hingga akhirnya Allah ta'ala murka kepada mereka, dan dikatakan sebagai orang-orang yang dimurkai oleh Allah, sehingga pada akhirnya mereka mendapat kehinaan dan kerendahan dari Allah yang maha agung.