Search
Dan menyatakan
﴿ فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٤ ﴾ [ النازعات: 23 ]
" (Fir'aun) berkata:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi". (QS an-Nazi'aat: 23).
Dirinya mengancam nabi Musa 'alaihi sallam dengan perkataanya:
﴿ قَالَ لَئِنِ ٱتَّخَذۡتَ إِلَٰهًا غَيۡرِي لَأَجۡعَلَنَّكَ مِنَ ٱلۡمَسۡجُونِينَ ٢٩ ﴾ [ الشعراء: 29 ]
"Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". (QS asy-Syu'araa': 29).
Demikian pula dia mengatakan:
﴿ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰهَٰمَٰنُ ٱبۡنِ لِي صَرۡحٗا لَّعَلِّيٓ أَبۡلُغُ ٱلۡأَسۡبَٰبَ ٣٦ أَسۡبَٰبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُۥ كَٰذِبٗاۚ ٣٧﴾ [ غافر: 36-37 ]
"Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". (QS Ghaafir: 36-37).[1]
Selanjutnya, disamping Fir'aun mengingkari tentang keberadaan sang pencipta, dirinya juga mengingkari dengan risalah yang dibawa oleh nabi Musa 'alaihi sallam. Dan bila ditengok dari sisi ini maka perilakunya tersebut termasuk kategori jenis kesyirikan dalam rububiyah.
Sebagaimana di tuturkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam pernyataannya; "Dan nabi Musa 'alaihi sallam mengalahkan Fir'aun yang mengingkari hak rububiyah bagi Allah dan mengingkari risalah, dalam sebuah perdebatan…".[2]
Beliau menjelaskan, "Fir'aun adalah orang yang mengingkari adanya pencipta, sebagaimana dirinya bertanya kepada nabi Musa 'alaihi sallam dalam bentuk pengingkaran, walaupun dalam sanubarinya menetapkan ataupun tidak, kemudian dirinya meminta kepada nabi Musa bukti, lalu beliau menunjukan bukti yang nyata, yang menetapkan adanya hak peribadatan hanya kepada Allah dan menetapkan kenabian dirinya secara bersamaan".[3]
Dalam kesempatan lain beliau menerangkan, "Dan orang yang paling masyhur dikenal dengan kengeyelannya, mengingkari serta pura-pura tidak tahu adanya pencipta ialah Fir'aun, walaupun dalam hati sanubarinya menyakini adanya sang pencipta, sebagaimana yang dikatakan oleh nabi Musa 'alaihi sallam. Seperti dinukil oleh Allah didalam firmanNya:
﴿ قَالَ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَآ أَنزَلَ هَٰٓؤُلَآءِ إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ بَصَآئِرَ وَإِنِّي لَأَظُنُّكَ يَٰفِرۡعَوۡنُ مَثۡبُورٗا ١٠٢﴾ [ الإسراء: 102 ]
"Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan Sesungguhnya aku mengira kamu, Hai Fir'aun, seorang yang akan binasa". (QS al-Israa': 102).
Dan Allah ta'ala menegaskan tentang sikap Fir'aun dan kaumnya dalam sebuah firmanNya:
﴿ وَجَحَدُواْ بِهَا وَٱسۡتَيۡقَنَتۡهَآ أَنفُسُهُمۡ ظُلۡمٗا وَعُلُوّٗاۚ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ١٤ ﴾ [ النمل: 14 ]
"Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan". (QS an-Naml: 14).
Oleh karena itu mengapa dia mengatakan; "Siapa Tuhan semesta alam itu?. Dalam rangka mengingkari akan keberadaanNya..".[4]
Sehingga bisa ditarik kesimpulan dari nushush ini kalau Fir'aun adalah orang yang mengingkari dan mendustakan keberadaan sang pencipta, namun, apakah bentuk pengingkaran semacam ini termasuk dalam kategori kesyirikan? Dan apakah dirinya masih memiliki praktek kesyirikan lainnya? Maka paragraf berikut ini akan menjelaskan hal tersebut. Sesungguhnya Fir'aun memiliki perilaku kesyirikan, diantaranya: