1. Articles
  2. Kesyirikan Pada Kaumnya Nabi Musa alaihissalam
  3. Kesyirikan Fir'aun Laknatullah

Kesyirikan Fir'aun Laknatullah

2332 2014/09/11 2024/05/08

Orang ini merupakan manuisa dari sekian banyak hamba Allah yang lemah yang mengklaim kalau dirinya adalah Tuhan yang harus disembah, seorang raja yang memilik segalanya, serta memaksa kaumnya untuk rela menyembah dirinya dan mentaatinya. Dialah orang yang telah melampaui batas dimuka bumi ini, sombong lagi ingkar. Seperti yang disebut oleh Allah didalam firmanNya:

 

﴿ وَنَادَىٰ فِرۡعَوۡنُ فِي قَوۡمِهِۦ قَالَ يَٰقَوۡمِ أَلَيۡسَ لِي مُلۡكُ مِصۡرَ وَهَٰذِهِ ٱلۡأَنۡهَٰرُ تَجۡرِي مِن تَحۡتِيٓۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ ٥١ أَمۡ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡ هَٰذَا ٱلَّذِي هُوَ مَهِينٞ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ ٥٢ فَلَوۡلَآ أُلۡقِيَ عَلَيۡهِ أَسۡوِرَةٞ مِّن ذَهَبٍ أَوۡ جَآءَ مَعَهُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ مُقۡتَرِنِينَ ٥٣ فَٱسۡتَخَفَّ قَوۡمَهُۥ فَأَطَاعُوهُۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمٗا فَٰسِقِينَ ٥٤﴾ [الزخرف: 51-54 ]

 

"Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya) Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau Malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?" Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik".  (QS az-Zukhruf: 51-54).

 

          Dan juga mengatakan kepada kaumnya:

 

﴿ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ مَا عَلِمۡتُ لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرِي فَأَوۡقِدۡ لِي يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجۡعَل لِّي صَرۡحٗا لَّعَلِّيٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٣٨ ﴾ [ القصص: 38 ]

 

"Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta".  (QS al-Qashash: 38).

 

          Dan dia mengatakan:

 

﴿ قَالَ فِرۡعَوۡنُ وَمَا رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٣ ﴾ [ الشعراء: 23 ]

 

"Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?".  (QS asy-Syu'araa': 23).

 

               Dia juga mengatakan pada kaumnya:

 

﴿ قَالَ لَئِنِ ٱتَّخَذۡتَ إِلَٰهًا غَيۡرِي لَأَجۡعَلَنَّكَ مِنَ ٱلۡمَسۡجُونِينَ ٢٩ ﴾ [ الشعراء: 29 ]

 

"Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". (QS asy-Syu'araa': 29).

 

           Demikian pula mengatakan:

 

﴿ قَالَ فَمَن رَّبُّكُمَا يَٰمُوسَىٰ ٤٩ ﴾ [ طه: 49 ]

 

"Berkata Fir'aun: "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?.  (QS Thahaa: 49).

 

          Dari nushush diatas menjadi gamblang kalau Fir'aun adalah seseorang yang mengklaim dirinya punya hak uluhiyah dan rububiyah, serta mengingkari wujudnya Allah, sebab dirinya tidak mengakui keberadaan sang pencipta.

       Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan, "Adapun Fir'aun maka dirinya mengingkari sifat bagi sesuatu yang mempunyai nama. Sebab bentuk pertanyaan dengan menggunakan lafadh (ما) menunjukan jika dirinya sama sekali tidak menetapkan adanya pencipta, sambil menuntut pada semua orang untuk menetapkan dirinyalah yang lebih berhak menjadi tuhan. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan oleh nabi Musa 'alaihi sallam adalah menetapkan hak rububiyah kepada Allah, sebagaimana dinukil oleh Allah didalam firmanNya:

 

﴿ قَالَ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ ٢٤ ﴾ [ الشعراء: 24]

 

"Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu)".  (QS asy-Syu'araa': 24).

 

Dan dia juga mengatakan:

 

﴿ قَالَ رَبُّكُمۡ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ ٢٦ ﴾ [ الشعراء: 26 ]

 

"Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu".  (QS asy-Syu'araa': 26). Sebagaimana beliau juga memberi jawaban dengan sifat….".[1]

 

         Dalam kesempatan lain beliau menjelaskan, "Diantara jenis kekufuran ialah seseorang mengingkari adanya pencipta, seperti halnya Fir'aun yang mengatakan, sebagaimana direkam oleh Allah didalam firmanNya:

 

﴿ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ مَا عَلِمۡتُ لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرِي فَأَوۡقِدۡ لِي يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجۡعَل لِّي صَرۡحٗا لَّعَلِّيٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٣٨ ﴾ [ القصص: 38 ]

 

"Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta".  (QS al-Qashash: 38).



 

Previous article Next article
Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day