1. Articles
  2. Pembahasan Seputar Aqidah
  3. Akal dalam tinjauan syari'at

Akal dalam tinjauan syari'at

Under category : Pembahasan Seputar Aqidah
2134 2013/05/07 2024/12/17

       Akal merupakan alat yang diciptakan oleh Allah ta'ala untuk menimbang apa yang di lihat dan di dengarnya. Ketika akal mendengar khabar tentang Allah yang tidak pernah dia melihat sebelumnya, maka dia timbang dan bandingkan dengan misal terdekat yang bisa dia lihat, karena setiap akal hanya bisa menggambarkan sesuai dengan batasan apa yang pernah dia lihat sebelumnya. Lalu membagaimanakan apa yang pernah disaksikan.

       Maka, Allah ta'ala tidak ada yang semisal denganNya, pada setiap apa yang ada di dalam benak. Selanjutnya, kita tidak boleh menghilangkan salah satu nama atau sifat Allah hanya karena tergambar penyerupaan yang buruk di dalam benak, sedangkan maksud kita ingin menafikan, baik dari segi sifat maupun nama Allah subhanahu wa ta'ala. Karena hal tersebut dapat menjerumuskan kita ke dalam qiyas yang bathil, dan terjatuh kedalam mendustakan khabar yang shahih, akan tetapi, yang kita nafikan adalah makna yang jelek di dalam sanubari, kemudian kita menetapkan nama dan sifat yang di berikan oleh Allah untuk dirinya sendiri, selanjutnya kita mencukup diri akan hal itu. Allah ta'ala berfirman:

 

﴿ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِۦ عِلۡمٗا ١١٠﴾  [ طه :110]

 

"Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya".  (QS Thahaa: 110).

 

Dalam ayat yang lain, Allah ta'ala berfirman:

 

﴿ لَّا تُدۡرِكُهُ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَهُوَ يُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَٰرَۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ ١٠٣ ﴾ [الأنعام :103]

 

"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui".  (QS al-An'aam: 103).

 

     Dan Allah ta'ala bersemayam di atas arsyNya, tinggi di atas langit. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan sendiri di dalam firmanNya:

 

﴿ هُوَ ٱلۡأَوَّلُ وَٱلۡأٓخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلۡبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ ٣ هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ يَعۡلَمُ مَا يَلِجُ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَمَا يَخۡرُجُ مِنۡهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعۡرُجُ فِيهَاۖ وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ٤﴾ [ الحديد :3-4 ]

 

"Dialah yang awal dan yang akhir yang dhahir dan yang bathin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan".  (QS al-Hadiid: 3-4).

 

      Di dalam ayat ini, Allah menetapkan bahwa Dzatnya bersemayam di atas arsy, akan tetapi, ilmuNya meliputi segala sesuatu. Dan menerangkan tentang kebersamaan Allah bersama para hambaNya. Yang di maksud yaitu, bahwa Dia bersama makhluk dari sisi ilmu, pendengaran, dan penglihatanNya. Sebagaimana yang di jelaskan dalam firmanNya:

 

﴿ وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡۚ ٞ ٤﴾ [ الحديد :4]

 

"Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada".  (QS al-Hadiid: 3-4).

 

     Dalam hal ini, Allah azza wa jalla bersama para waliNya, dengan pertolongan, membantu, serta meneguhkannya, sebagaimana yang di firmankan oleh Allah kepada Musa dan Harun:

 

﴿ قَالَ لَا تَخَافَآۖ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسۡمَعُ وَأَرَىٰ ٤٦﴾ [ طه: 46]

 

"Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya aku beserta kamu berdua, aku mendengar dan melihat". (QS Thahaa: 46).

 

      Allah juga mempunyai masyi'ah (kehendak) yang sempurna terhadap segala sesuatu, apa yang Allah kehendaki maka jadi dan apa yang tidak di kehendaki maka tidak akan pernah terjadi. Maka, kita menetapkan hal tersebut, sebagaimana Allah menetapkan untuk diriNya. Dan jangan terlalu dalam menyelami lebih dari pada itu, sebagaimana yang dilakukan oleh para rasionalis yang menyelami terlalu dalam tentang perbuatan-perbuatan yang tidak masuk akal, atau ingin menyatukan antara dua nash yang kelihatannya saling kontradiksi, atau penyebab lainnya. Allah ta'ala berfirman:

 

﴿ قَالَ كَذَٰلِكَ ٱللَّهُ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ ٤٠﴾ [ ال عمران: 40]

 

"Allah berfirman: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".  (QS al-Imraan: 40).

 

Dalam ayat lain Allah azza wa jalla berfirman:

 

﴿ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيدُ ٢٥٣﴾ [ البقرة :253]

 

"Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".  (QS al-Baqarah: 253).

 

Dan juga firmanNya:

"Yang mempunyai 'Arsy, lagi Maha mulia. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (QS al-Buruuj: 15-16).

 

      Oleh karena itu, kita menetapkan bagi Allah sesuai dengan apa yang telah di tetapkan oleh wahyu, dan kita mencukupkan diri dari selain itu, kita menafikan sesuai dengan apa yang dipahami oleh akal, dalam penafian yang bersifat kekurangan, walaupun tidak terdapat di dalam nash, seperti halnya sifat sedih, menangis, lapar dan yang semisal dengan ini.

 

 

 

Previous article Next article

Articles in the same category

Website Muhammad Rasulullah saw.It's a beautiful day