Search
Bab Kesebelas
Tentang kematian, kebangkitan serta perhimpunan
Kematian adalah benar adanya. Allah secara tegas menyatakan hal itu dalam firmanNya:
﴿ كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٖ ٢٦ وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ ٢٧ ﴾ [الرحمن: 26-27 ]
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan". (QS ar-Rahman: 26-27).
Dan termasuk kandungan didalam menyakini adanya kematian adalah beriman dengan kejadian yang ada setelahnya sebagaimana yang datang ada penjelasannya di dalam wahyu, seperti di antaranya:
- Fitnah kubur, yaitu seorang mayit adakalanya mendapat siksa atau nikmat.
- Beriman adanya kebangkitan dan di kumpulkan di padang mahsyar. Sebagaimana yang telah di terangkan dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala:
﴿وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ يَنسِلُونَ ٥١﴾ [ يس :51]
"Dan di tiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka". (QS Yaasin: 51).
Adapun orang yang meragukan akan hal tersebut maka dirinya telah keluar dari agama. Perhatikan firman Allah ta'ala di bawah ini:
﴿ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَفَلَمۡ تَكُنۡ ءَايَٰتِي تُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ فَٱسۡتَكۡبَرۡتُمۡ وَكُنتُمۡ قَوۡمٗا مُّجۡرِمِينَ ٣١ وَإِذَا قِيلَ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞ وَٱلسَّاعَةُ لَا رَيۡبَ فِيهَا قُلۡتُم مَّا نَدۡرِي مَا ٱلسَّاعَةُ إِن نَّظُنُّ إِلَّا ظَنّٗا وَمَا نَحۡنُ بِمُسۡتَيۡقِنِينَ ٣٢﴾ [ الجاثية :31-32]
"Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan): "Maka apakah belum ada ayat-ayat Ku yang dibacakan kepadamu lalu kamu menyombongkan diri dan kamu Jadi kaum yang berbuat dosa?". Dan apabila dikatakan (kepadamu): "Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya", niscaya kamu menjawab: "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)". (QS al-Jatsiyah: 31-32).
Apalagi dengan orang yang mendustakan adanya akhirat, tentu lebih jauh lagi keluar dari agama. Dan Allah ta'ala sendiri yang menyatakan hal tersebut:
﴿بَلۡ كَذَّبُواْ بِٱلسَّاعَةِۖ وَأَعۡتَدۡنَا لِمَن كَذَّبَ بِٱلسَّاعَةِ سَعِيرًا ١١﴾ [ الفرقان: 11]
"Bahkan mereka mendustakan hari kiamat dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat". (QS al-Furqaan: 11).
- Mengimani adanya hari pembalasan. Allah azza wa jalla berfirman:
﴿وَنَضَعُ ٱلۡمَوَٰزِينَ ٱلۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ ٤٧﴾ [ الأنبياء :37]
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tidak dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan". (QS al-Anbiyaa': 47).
- Beriman adanya pahala dan siksa, surga dan neraka. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
﴿ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ شَقُواْ فَفِي ٱلنَّارِ لَهُمۡ فِيهَا زَفِيرٞ وَشَهِيقٌ ١٠٦﴾ [ هود: 106]
"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)". (QS Huud: 106).
Juga firmanNya:
﴿ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِي ٱلۡجَنَّةِ ١٠٨﴾ [ هود:108 ]
"Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga". (QS Huud: 108).
Adapun orang-orang kafir tempatnya di dalam neraka, sedangkan orang-orang yang beriman tempat kembalinya ke surga. Sebagaimana firmanNya:
﴿ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَأُعَذِّبُهُمۡ عَذَابٗا شَدِيدٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ ٥٦ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَيُوَفِّيهِمۡ أُجُورَهُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ ٥٧﴾ [ ال عمران :56-57]
"Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim". (QS al-Imraan: 56-57).
- Kemudian mengimani segala sesuatu yang telah di jelaskan oleh nash yang berkaitan dengan perkara akhirat, dari adanya jembatan, timbangan, telaga, lembaran-lembaran untuk mencatat amalan yang buruk maupun baik.