Search
Pandangan Syiah terhadap Putri Nabi
Syiah mendakwakan hal-hal yang tidak benar kepada putri-putri Nabi e. Mereka beranggapan bahwa Nabi e tidak memilik anak perempuan kecuali Fatimah, adapun Ruqoyyah dan Ummu Kalsum dan Zainab hanya anak tiri saja.([1]) Ruqoyyah dan Ummu Kulsum juga bukan istri Usman dan bukan juga putri Nabi Muhammad.([2]) Demikian yang dilontarkan oleh mereka kepada Ruqoyyah dan Ummu Kulsum. Ada juga tuduhan yang di lontarkan kepada putri Nabi e Fatimah. Mereka mengatakan bahwa Fatimah ma'sum (terjaga dari salah dan dosa).([3]) Padahal sifat ma'sum hanya diberlakukan kepada para rasul dan nabi, bukan pada keluarga Nabi. Syiah berkeyakinan bahwa Fatimah adalah titisan Tuhan yang kuat yang berjasadkan wanita,([4]) Fatimah juga sudah mampu berbicara kepada ibunya ketika masih dalam kandungan,([5]) dan kalau bukan karena Fatimah, Muhammad dan Ali tidak tercipta.([6])
Demikian yang di sampaikan oleh ulama' Syiah terdahulu bahwa Fatimah orang yang maʻsūm dan titisan Tuhan dan lain sebagainya yang mengangkat tinggi kedudukan Fatimah. Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh tokoh syiah Indonesia, seperti Jalaluddin Rakhmat, ia menjatuhkan reputasi Fatimah sebagai orang yang mulia. Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa Syiah melaknat Fatimah, Abu bakar dan Umar.([7]) Dari sini, ada perbedaan yang rancu antara ucapan ulama Syiah tentang Fatimah. Ada yang berkata ulama Syiah melaknati Fatimah dan ada juga yang menjunjung tinggi kedudukan Fatimah. Hal demikian bertentangan dengan apa yang diucapkan oleh para ulama mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah merubah kandungan agama (Islam), bahkan merubah sejarah keagamaan dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang mereka hendaki, bukan karena kebenaran.
[1] Dairotul Ma'arif al-Islamiyah, jld. 1, hal. 27.
[2] Jalaluddin Rahmad, al –Musthofa, hal.164
[3] Muhammad Ridha Muzhaffar, Aqoid al-Imamiyah, hal. 89 dan 98.
[4] Muhammad al-Mas'udi, Al-Asrar al-Fatimiyah, hal.355.
[5] Muhammad al-Kuzwaini, Fatimah az-Zahra minal Mahdi Ilal Lhadi, hal.38.
[6] Muhammad al-Mas'udi, Al-Asrar al-Fatimiyah, hal.98.
[7] Emelia Renita AZ, 40 Masalah Syiah, editor Jalaluddin Rahmat, (Bandung; IJABI. 2009), Hal.90.