Search
Konsep 'Adalah (Sifat Jujur) Sahabat menurut Ijma' Ulama
Para sahabat adalah orang yang 'ādil menurut Ijma' Ulama. Semua ulama dari Tabi'in mengutarakan bahwa sahabat adalah orang yang kuat imannya, bersih aqidahnya dan mereka lebih baik dari semua orang yang 'ādil dan orang yang mengeluarkan zakat yang datang sesudah mereka selama-lamanya.([1]) Ulama lainnya yang menegaskan pendapat di atas seperti; Ibnu Abdil Barr (363-463H) berkata : "Para sahabat tidak perlu kita periksa (keadilan) mereka, karena sudah ijma' Ahlul Haq dari kaum muslimin yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwa mereka semua 'Adil".([2]) Ada juga Ibnu Hazm (384-456H) berkata : "Semua sahabat adalah 'ādil, utama diridhai, maka wajib atas kita memuliakan mereka, menghormati mereka, memohonkan ampunan untuk mereka dan mencintai mereka".([3]) Dikuatkan lagi oleh Ibnu Katsir (701-774H) berkata :
"Semua sahabat adalah 'ādil menurut Ahlus Sunnah wal Jamā'ah, karena Allah Subhānahu wa Ta'āla telah memuji mereka di dalam Al-Qur'an dan sunnah Nabi e -pun memuji prilaku dan ahklak mereka. Mereka telah mengorbankan harta dan jiwa mereka di hadapan Rasulullah e, dan mereka mengharap ganjaran yang baik (dari Allah)".([4])
Sahabat Nabi tidak sama dengan orang biasa. Para sahabat orang yang luar biasa ketakwaannya. Jika Ali bin Abi Thalib radhiyallāhu 'anhu ditanya tentang sahabat-sahabat Rasulullah e, maka ia berkata :
"Tidak ada seorangpun dari kalian yang dapat menyamai mereka. Mereka siang hari bergelimang pasir dan debu (di medan perang), sedang di malam hari mereka banyak berdiri, ruku' dan sujud (beribadah kepada Allah) silih berganti, tampak kegesitan dari wajah-wajah mereka, seolah-olah mereka berpijak di bara api bila mereka ingat akan hari pembalasan (Akhirat), tampak bekas sujud di dahi mereka, bila mereka Dzikrullāh berlinang air mata mereka sampai membasahi baju mereka, mereka condong laksana condongnya pohon dihembus angin yang lembut karena takut akan siksa Allah, serta mereka mengharapkan pahala dan ganjaran dari Allah".([5]) Kemudian beliau berkata lagi : "Mereka adalah sahabat-sahabatku yang telah pergi, pantas kita merindukan mereka dan bersedih karena kepergian mereka".([6])
Demikianlah ijma' ulama tentang sifat 'adālah sahabat di utarakan oleh Ibnu Abdil Barr dalam kitab al-Isti'ab (jld. 1, hal. 19), Muqoddimah Ibnu Sholah (hal.294-295), dan lainnya yang telah dipaparkan di atas. Sebenarnya masih banyak lagi pujian dan sanjungan para Ulama tentang 'adalah (kejujuran) sahabat seperti imam Nawawi dalam kitab Tadrīb Ar-Rāwi Syarh Taqrīban-Nawawi (jld. 2, hal.124), tetapi apa yang sudah disebutkan sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi orang yang punya bashirah bahwa para sahabat Nabi mempunyai sifat 'ādil secara keseluruhan.
[1] Qurasy bin Umar bin Ahmad, Tanbih Dzawin Najabahilla 'Adaalatis Shahabah, hal. 23.; Perkataan Al-Khatib Al-Baghdadi (beliau lahir thn. 392 wafat th 463)/ Al-Kifayah fi 'Ilmir-Riwayah hal. 49
[2] Ibnu Abdil Barr, Al-Iti'ab fi Ma'rifati Ashab, (Daarul Fikr, 1398H), jld. I, hal. 9
[3] Ibnu Hazm, Ushulul Hadits, Dinukil dari Al-Ihkam fil Ushulil-Ahkam, hal. 386.
[4] Ibnu Katsir, Al-Baitsul-Hatsits fi Ikhtishar Ulumil Hadits, hal.154
[5] Nahjul Balaghah yang di tahqiq oleh Dr. Shubhi Shaleh (Beirut :Daarul Kutub Al-Lubnani), hal. 143,177,178. dinukil dari Shuratani Mutadhatani, Tarjamah Bey Arifin hal. 16-17.
[6] Ibid