Search
Para Sahabat Tidak Ma'shum
Para sahabat bukan Malaikat dan juga bukan para Nabi, yang bebas dari kesalahan dan dosa. Sesungguhnya persaksian Allah dan Rasul-Nya terhadap para sahabat tentang hakikat iman mereka dan keridhaan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka tidaklah menunjukkan bahwa mereka maʻsūm (terpelihara dari dosa dan kesalahan) atau mereka bersih dari ketergelinciran, karena mereka bukan Malaikat dan bukan pula para Nabi. Bahkan pernah diantara sahabat yang berbuat kesalahan atau maksiat, lantas mereka segera istighfar dan taubat. Karena setiap anak Adam pasti bersalah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat".([1]) Begitu juga dengan kesalahan (yang dilakukan para sahabat) tidaklah menggugurkan 'adālah (keadilan), apabila sudah ada taubat".([2])
Dengan keyakinan yang kuat bahwa para sahabat yang pernah bersalah semuanya bertaubat kepada Allah dan mereka tidak bisa dikatakan nifaq atau kufur. Semua ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah telah sepakat bahwa para sahabat yang ikut serta dalam persengketaan, ikut dalam perang Jamal dan perang Shiffin, mereka adalah orang-orang yang beriman dan 'ādil. Mencintai mereka adalah bagian dari agama, iman dan ihsan. Membenci mereka adalah kekafiran, kemunafikan dan sikap melampaui batas.([3]) Dan kesalahan mereka yang bersifat individu dan berjama'ah tidak menggugurkan pujian Allah atas mereka. Demikianlah sahabat Nabi yang tidak terlepas dari kesalahan dan dosa. Dengan taubatnya mereka, kedudukan mereka semakin lebih tinggi di sisi Allah .